Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Senandung Garengpung untuk Kentang

23 Desember 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA petani di sekitar Bantul, Jawa Tengah, percaya nyanyian kinjeng tangis atau garengpung merupakan pertanda baik. Bagi mereka, bebunyian itu pengiring turunnya berkah panen melimpah, baik di ladang maupun sawah. Penasaran terhadap mitos ini, Nur Kadarisman memutuskan meneliti dampak suara garengpung pada tanaman.

Dua tahun lalu, dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mulai mencermati literatur tentang hubungan suara dengan tanaman. Hingga akhirnya ia menemukan artikel mengenai teknologi sonic bloom, yang muncul pada 1996 di Amerika Serikat. Sonic bloom ialah teknologi pemaparan suara pada frekuensi tertentu ke tanaman untuk meningkatkan kesuburan.

Bermodal dana hibah dari program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi, bersama Agus Purwanto dan Dadan Rosana, sesama peneliti UNY, Nur mulai merancang alat ini. Mereka meneliti dan menghitung frekuensi suara berbagai binatang sawah, mulai garengpung, jangkrik, orong-orong, hingga belalang. Menggunakan software Sound Forge 6.0 dan MATLAB 7.0 milik laboratorium akustik, mereka merekam bebunyian itu dalam berbagai tingkatan frekuensi, mulai 3.000 sampai 6.000 hertz.

Selanjutnya, suara-suara tersebut "diperdengarkan" kepada tanaman. Hasilnya luar biasa. Kentang di kawasan Dusun Jojogan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, misalnya. Setelah dipapar suara garengpung pada frekuensi 3.000-4.000 hertz, daunnya tumbuh lebih lebar dan hijau segar. Ketika frekuensi ditingkatkan menjadi 4.500 hertz, produksi umbinya melonjak. Biasanya dari satu tanaman kentang di sana dipanen 0,3 kilogram umbi, kini dari kentang yang diuji coba didapat hingga 0,8 kilogram umbi.

Uji coba pada tanaman lain menunjukkan hasil serupa. Uniknya, setiap tanaman ternyata cuma bereaksi terhadap jenis suara serangga tertentu. Nur menamakan alat ini Audio Bio Harmonic.


Agar Stomata Membuka Lebar

Cara kerja teknologi ini sederhana. Suara yang telah dimodifikasi diperdengarkan kepada tanaman, pada frekuensi tertentu, dua jam sehari. "Hanya berdampak pada pukul 7-9 pagi. Kalau malam, tanaman bisa layu," ujar Nur Kadarisman. Bebunyian ini merangsang stomata atau mulut daun agar membuka lebih lebar, dengan demikian memacu proses fotosintesis.

Kentang

  • Suara: garengpung
  • Frekuensi: 4.500 hertz
  • Produktivitas: naik 260%

    Mentimun

  • Suara: jangkrik
  • Frekuensi: 3.000 hertz
  • Produktivitas: naik 180%

    Bawang

  • Suara: jangkrik
  • Frekuensi: 3.000 hertz
  • Produktivitas: naik 180%

    Kacang Kedelai

  • Suara:
  • orong-orong
  • Frekuensi:
  • 6.000 hertz
  • Produktivitas: naik 620%

    Kacang Tanah

  • Suara: belalang
  • Frekuensi: 4.500 hertz
  • Produktivitas: naik 180%
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus