Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin Aburizal Bakrie bakal mendapat dukungan koalisi untuk maju menjadi calon presiden?
|
||
Ya | ||
4,7% | 78 | |
Tidak | ||
92,9% | 1.537 | |
Tidak Tahu | ||
2,4% | 39 | |
Total | (100%) | 1.654 |
Partai Golkar seret membangun koalisi. Hingga lebih dari satu bulan masa penjajakan pasca-pemilihan umum legislatif 9 April lalu, partai yang mengusung Ketua Umum Aburizal Bakrie sebagai calon presiden ini belum menggandeng partai lain untuk melaju ke "pertarungan" selanjutnya: pemilihan presiden. Dalam rapat harian partai berlambang pohon beringin itu malah muncul tiga opsi baru. Pertama, tetap menyorongkan Aburizal sebagai calon presiden; kedua, mengkalkulasi kemungkinan koalisi tanpa mengusung calon presiden; dan ketiga, mengajukan calon wakil presiden. Untuk opsi pertama, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari mengatakan partai semestinya realistis. Kendati meraup suara terbesar kedua dalam pemilu, dia menganggap tak ada figur kuat untuk dijadikan calon presiden. "Jadi tidak perlu mengajukan calon presiden karena kemungkinan besar akan kalah," katanya. Penilaian realistis ini sejalan dengan jajak pendapat yang dilakukan Tempo. Sebanyak 1.537 dari 1.654 responden atau 92,9 persen tak yakin Aburizal bakal mendapat dukungan untuk maju menjadi calon presiden. Namun ada 78 responden (4,7 persen) yang meyakini Aburizal mampu melaju sebagai calon presiden. Sementara itu, dalam pilihan berkoalisi, Partai Golkar telah menolak bergandengan dengan partai pemenang pemilu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Golkar dengan PDIP? Ini perjalanan sejarah yang tak bisa ditanya kenapa, harus ditarik mundur lagi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono. Nah, tinggal opsi terakhir yang tampaknya bakal dilancarkan. Agung menyatakan Aburizal bersedia turun target menjadi calon wakil presiden. "Ternyata pintu capres sudah kecil dan yang masih terbuka dan besar adalah pintu cawapres," kata Agung. Menurut dia, kemungkinan besar partainya akan bergandengan dengan Partai Gerakan Indonesia Raya, yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Lagi pula Prabowo dan Aburizal setidaknya sudah dua kali bertemu. Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Mahadi Sinambela, menilai Prabowo mungkin hanya tertarik pada perolehan suara partainya karena hingga kini belum ada hitam di atas putih. Lalu apakah Aburizal tetap menjadi calon presiden atau calon wakil presiden? Partai Gerindra ogah turut campur. "Itu persoalan internal partai," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 10 Mei 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |