KALAU orang desa berobat ke dukun, itu bukan berita. Tapi, kalau orangorang "kota" yang rasional mencari pengobatan tradisional yang mistis, ini baru cerita menarik. Gejala ini mulai tampak setelah ditemukan banyak penyakit yang sulit disembuhkan dengan pengobatan modern. Lalu, mereka mencari pengobatan alternatif sebagai upaya terakhir, yakni dengan pertolongan dukun. Gejala serupa ini ternyata muncul dan berkembang pada masyarakat negeri maju (Barat). Mereka mencari pengobatan alternatif ini, antara lain ke Indonesia. Tahun lalu saja tercatat 16 warga Prancis datang berobat ke paranormal di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Penyakit yang mereka bawa umumnya tidak bisa disembuhkan oleh dokter. Inilah yang mendorong kami untuk mencoba menelusuri dunia perdukunan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tapi pekerjaan ini ternyata tidak mudah. Banyak dukun yang menutup diri, tidak ingin dipublikasikan. Maka, ada kalanya kami terpaksa menggunakan jurus intel. Wartawan kami harus menyamar menjadi pasien, berpurapura ingin berobat. Toh kemudian sang dukun tahu, tujuan wartawan kami bukan untuk berobat. Kami memang menerjunkan banyak reporter untuk mengumpulkan bahan tulisan tentang dukun ini. Mereka adalah Nanik Ismiani, M. Faried Cahyono, dan R. Fadjri (Yogya), Silawati dan Kelik M. Nugroho (Surabaya), Ahmad Taufik (Bandung), Indrawan dan Sri Wahyuni (Jakarta). Kami juga memperoleh suplai bahan dari reporter kami dari luar negeri. Mereka adalah Utami P. Astar (Paris) dan Denis Petrogradsky (Moskow). Hasil kerja para wartawan TEMPO ini kami turunkan dalam Laporan Khusus TEMPO nomor ini. Kami mempersiapkan cerita ini sebenarnya sudah cukup lama, sejak setahun yang lalu. Ini adalah hasil kerja tim Laporan Utama cadangan yang tugasnya menyediakan stok tulisan, yang pada saat yang tepat bisa dimunculkan sebagai Laporan Utama. Penanggung jawab Laporan Utama cadangan adalah Amran Nasution, Koordinator Reportase. Rencana Laporan Utama cadangan ini biasanya dipersiapkan cukup lama, dengan menggunakan teknik investigasi. Anda, para pembaca, selama ini sebenarnya sudah lama menikmati hasil kerja tim Laporan Utama ini. Salah satu produknya untuk penerbitan selama tahun ini adalah Laporan Utama TEMPO tentang promes, yang dikeluarkan Februari lalu. Maka, cerita tentang dukun pekan ini, walaupun tidak dijadikan Laporan Utama, merupakan hasil tim kedua tahun ini sebagai Laporan Khusus. Kami mempersiapkan laporan ini sejak Juli 1991. Untuk mengorganisasi Laporan Khusus ini, kami menunjuk Rustam F. Mandayun, yang waktu itu masih staf Redaksi di Jakarta. Setelah dia diangkat menjadi Kepala Biro TEMPO Jawa Tengah dan DIY sejak awal Agustus 1991, tugas-tugas itu justru menjadi lebih lancar. Karena, ternyata sumber-sumber berita lebih banyak terdapat di wilayah kebiroannya. Sarjana komunikasi Fisipol UGM ini pulalah yang menulis sebagian besar cerita ini. Dia dibantu Gatot Triyanto, penanggung jawab rubrik Kesehatan, dan Widi Yarmanto, orang yang banyak tahu dunia perdukunan di Indonesia. Sebagian tulisan itu sempat diperiksa Zakaria M. Passe, sebelum cuti, kemudian seluruhnya diturunkan oleh Jim Supangkat, saat kecenderungan orang pergi ke dukun cenderung naik, akhir-akhir ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini