Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembetulan dari Petral
Terkait dengan pemberitaan majalah Tempo Edisi Khusus 8-14 Desember 2014 di halaman 154 berjudul "Sandungan dari Orchard Road", pada paragraf ketiga tertulis: "…dari Petral diwakili Direktur Utama Bambang Irianto dan wakilnya."
Perlu saya sampaikan bahwa Bambang Irianto, Managing Director/Presiden Petral/PES, tidak hadir dalam rapat yang dilaksanakan pada 19 November 2014 karena kebetulan yang bersangkutan sedang bertugas di luar kantor. Dari Petral diwakili oleh Vice President Petral/PES.
Rudi Donardi
Risk Management Manager Petral/PES
Istilah Cina di Tempo
Saya berharap majalah Tempo tidak menggunakan istilah Cina sebagaimana tulisan di edisi 10-16 November 2014 halaman 130 berjudul "Cara Baru Menjaring Rubah" serta edisi 24-30 November 2014 di halaman 32-35 berjudul "Sinar Surya di Sekitar Istana" dan di halaman 41-44 berjudul "Berkat Bantuan 'Kung Fu Panda'".
Sebagai majalah terkemuka di Indonesia, Tempo saya mohon mensosialisasi Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014, yang isinya mencabut Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pres.Kab/6/1967 Tahun 1967. Dalam surat keputusan presiden itu disebutkan bahwa semua kegiatan pemerintah dan masyarakat umum tidak menggunakan istilah Cina atau China, tapi menggunakan istilah Tionghoa. Adapun untuk penyebutan negara menjadi Tiongkok, bukan Cina.
Maka Tempo dapat membantu menghilangkan stigma istilah diskriminatif yang sudah lama dirasakan oleh masyarakat suku bangsa Tionghoa di Indonesia.
Drs Arif Budiwijaya, BSc
Pensiunan PNS Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Tempat Menyelam di Ambon Miskin Fasilitas
SAYA senang sekali ketika menerima tamu penyelam dari Jakarta beberapa pekan lalu. Mereka saya ajak menyelam di beberapa tempat, antara lain Tanjung Haur Hukurila, Tulehu, dan Pintu Kota. Semua lokasi selam itu berada di Pulau Ambon.
Di balik kebanggaan saya memamerkan keindahan panorama isi dalam laut di sejumlah lokasi penyelaman itu kepada teman-teman, saya terenyuh dengan fasilitas akomodasi di tempat-tempat tersebut. Sebut saja, misalnya, tempat ganti pakaian penyelam dan kamar mandi untuk bilas. Menurut saya, semua itu seharusnya menjadi perhatian pemerintah.
Padahal kegiatan menyelam di Ambon kerap dilakukan tamu dari luar Ambon, baik dari Jakarta, Bali, maupun wilayah lain. Saya berharap Pemerintah Provinsi Maluku atau kantor dinas kebudayaan dan pariwisata memberi perhatian terhadap masalah ini.
Julianus L.
Ambon, Maluku
Edisi Kuliner (1)
Terima kasih sudah mendedikasikan energi untuk mengeksplorasi laporan "Antropologi Kuliner Indonesia" dalam majalah Tempo edisi 1-7 Desember 2014. Sekadar bertanya, apakah nomor ini dimunculkan karena daya magnet kata "kuliner"—yang berkonotasi petualang rasa—sedang menjadi euforia publik atau karena lebih pada ingin mendalami khazanah perkulineran Nusantara dari sisi sejarah dan budaya?
Apa pun alasannya, edisi khusus yang meledak ini sudah membuka mata lebih lebar, mengajak bertualang lebih jauh, dan mengetuk hati agar lebih mencintai pangan lokal—bukan sekadar kenyang dan senang berwisata kuliner.
Sayang, cuma tujuh daerah yang diangkat kali ini. Adakah edisi lanjutan untuk daerah lain? Mungkinkah akan ada buku dan video sebagai langkah lanjutan? Bravo, Tempo!
Imma Rachmawati
Pemerhati pangan lokal,
Yogyakarta
Edisi Kuliner (2)
SAYA pelanggan Tempo. Selama ini saya amat menikmati laporan investigatif majalah ini. Namun Edisi Khusus 1-7 Desember 2014 mengecewakan. Menurut saya, edisi tersebut tidak pas bagi majalah sekaliber Tempo.
Saya mengharapkan edisi khusus itu benar-benar sesuatu yang khusus, misalnya edisi mengenai Benny Moerdani. Selain itu, mohon dikurangi liputan mengenai kabupaten-kabupaten yang sifatnya advertorial karena tulisan tersebut seperti iklan pencitraan.
Indra Allen
[email protected]
Edisi Kuliner (3)
SAYA amat menyesalkan Tempo menurunkan Edisi Khusus 1-7 Desember 2014 berjudul "Antropologi Kuliner Indonesia". Mengapa Tempo tidak menganut teori antropologi modern di mana media digital (Internet) juga termasuk rumpun budaya manusia? Karena itu, saya juga tidak bisa memahami mengapa tidak ada ulasan tentang blog kuliner yang bertebaran di Indonesia ini.
Aviana
[email protected]
Sampul Lucu dan Kritis
SAYA tergelitik melihat sampul depan majalah Tempo edisi 24-30 November 2014 berjudul "Dalam Bayang-bayang Paloh". Salut kepada Tempo yang tetap kritis kepada pemerintah. Di alam demokrasi, kontrol rakyat melalui media harus tetap ada.
Widodo
[email protected]
Menagih Janji PLN
SAYA sedang mengajukan pemasangan baru aliran listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) di lokasi Pasir Angin, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan nomor registrasi 5386-5120-64842. Untuk keperluan tersebut, saya telah melakukan pembayaran melalui anjungan tunai mandiri (ATM) BCA pada Jumat, 21 November 2014. Selain itu, saya mengadukan ketidakpuasan ini ke 123 dengan nomor pengaduan SOAW5X9 dan 5OB2IA8. Namun hingga kini belum tersambung. Padahal janji PLN hanya diperlukan lima hari kerja agar listrik bisa menyala. Namun, faktanya, rumah saya belum teraliri listrik. Saya ingin menagih janji PLN.
Budi Wahyudi
MNC Media
PT Sun Televisi Network
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo