Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

8 Desember 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Edisi Kuliner (1)

Kuliner Indonesia itu produk budaya bukan kreativitas dapur, seperti yang ditulis Tempo Edisi Khusus "Antropologi Kuliner Indonesia" (1-7 Desember 2014). Pertama kali ada media dengan elegan mengupas secara rinci, teliti, dan cermat dengan kacamata antropologi yang ilmiah. Ini memang cara tepat untuk menyantap artikel tentang kuliner Indonesia.

Kuliner Indonesia adalah bentuk eksplorasi inovatif. Dari cara menanam, memanen, menyiapkan, sampai mengkonsumsi bahan makanan, yang semua dibalut dengan budaya setempat dan tidak sama dengan tempat lain. Sayang, kekayaan kuliner Indonesia tak bisa diolah, dimasak, dan disajikan oleh pemerintah sebagai entitas kekayaan bangsa kita kepada dunia. Padahal kuliner kita dikembangkan tak lepas dari budaya ekonomi setempat (availability) serta ada unsur manfaat medis (digestibility and nutrition) yang membangun tradisi dan struktur sosial setempat.

Terima kasih, Tempo, untuk laporan antropologi kuliner Indonesia yang lezat dan membuat kita bisa menyimpulkan: "Perlihatkan kulinermu, kami tahu siapa dan dari mana Anda".

Iwan Satyanegara Kamah
Pemerhati Tempo, Mampang Prapatan, Jakarta


Edisi Kuliner (2)

I was so pleased to read your special report "A Culinary Voyage", and also impressed with the depth of the report which gives lots of background that I found entertaining and very educating. The diversity of the Indonesian cuisine is a symbol of the people. And our Founding Fathers have come up with a very strong concept - "Bhinneka Tunggal Ika" - which symbolizes our diversity in pursuing a united Indonesia.

It is not easy to create a common understanding across the diverse regions about the concept. But after having read your special report - which took 49 pages out of the 90 pages – covering "just" food… perhaps Tempo could pursue further to go deeper and investigate the culinary diversity in our 34 provinces. Tempo may start to cover one region at a time and compile the different "specialty" of each region, with the recipes if possible.

I hope the effort to educate Indonesians to understand the diversity of the Indonesian cuisine would create better understanding amongst ourselves of OUR diversity and accept them as part of Indonesia. This is a pleasant way to educate people – through their taste buds. Hopefully it will touch their hearts and affect their brains to think more positively and trigger more tolerant actions.

Siddharta Moersjid,
Chief Execut55ve Officer,
Emergenetics International-Indonesia
Beltway Office Park, Tower B, 5th Floor,
Letjen T.B. Simatupang 41, Jakarta


Hak Jawab Ahmad Dedi

Saya ingin menyampaikan hak jawab atas tulisan majalah berita mingguan Tempo edisi 1-7 Desember 2014 berjudul "Jalur Orang Dalam Miras Selundupan". Secara keseluruhan, menurut saya, tulisan tersebut sangat merugikan karena menghukum kami sebagai pihak yang bersalah dan membekingi penyelundupan minuman keras.

Di halaman 178 paragraf 5 disebutkan, "Khawatir ada penukaran barang bukti, tiga hari kemudian semua truk ditarik ke kantor pusat Bea dan Cukai." Tulisan ini sangat tendensius, seolah-olah kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melakukan tindakan atas miras tersebut integritasnya dipertanyakan dengan memperbolehkan suatu pihak menukar barang bukti. Pada kenyataannya, penindakan truk dilakukan oleh kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Merak, Lampung, dan Palembang hanya berdasarkan informasi dari subdirektorat intelijen kantor pusat.

Selanjutnya tulisan Tempo di halaman 179 paragraf 1 dan 3; halaman 181 paragraf 1, 2, 5, 6, 7, 10, dan 11; serta halaman 182 paragraf 2, 4, dan 6 kami anggap sangat tendensius.

Tempo melalui wartawannya telah melakukan trial by press, yaitu menuduhkan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Ahmad Dedi. Seharusnya Tempo menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. Selain itu, Tempo tampak berusaha merusak hubungan personal antara Ahmad Dedi dan atasannya, Direktur Jenderal dan Direktur P2.

Ahmad Dedi
Kepala Kantor KPPBC TMP A Marunda

Jawaban:
Terima kasih atas penjelasan Anda.


Bantahan Agus Wahyono

SAYA membantah pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana diberitakan Tempo edisi 1-7 Desember 2014 di halaman 160 dalam tulisan berjudul "Jalur Orang Dalam Miras Selundupan".

Seluruh jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Wilayah Riau dan Sumatera Barat selalu diperintahkan oleh Kepala Kantor Wilayah secara intensif mengawasi dan mencegah barang-barang BKC ilegal--rokok ataupun MMEA--baik dengan modus antarpulau maupun importasi ilegal.

Kami meminta Tempo meluruskan pemberitaan tersebut agar tidak terjadi salah persepsi, pembunuhan karakter, atau merugikan pihak tertentu.

Agus Wahyono
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan


Hak Jawab Victory J.T. Mandajo

SAYA ingin menyampaikan hak jawab terkait dengan berita di majalah Tempo edisi 24-30 November 2014 di halaman 142-144 berjudul "Lahan Hilang, Badan di Penjara".

Sampai tanggapan ini saya tulis, saya tidak pernah merasa diwawancarai Tempo. Perlu juga saya sampaikan bahwa belum pernah ada perdamaian yang saya setujui antara saya dan Jufri Zubir sehubungan dengan kasus pidana yang saat ini sedang diproses di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Saya belum pernah mencabut laporan pidana tersebut.

Ir Victory J.T. Mandajo
Jakarta

Jawaban:
Perihal perdamaian yang dimaksud, kami melihatnya dari akta dokumen perdamaian yang diparaf Mardiman Sane (pihak yang mewakili Victor), Bireun Aruan (Mangatur Batubara), dan Sukma Bambang Susilo (Jufri Zubir) pada 25 Agustus 2014. Kami berusaha meminta konfirmasi kepada Victor melalui Mardiman Sane, tapi yang bersangkutan tak menjawab ketika kami menghubunginya. Selain itu, kami dapatkan konfirmasi soal perdamaian dari pihak Polda Metro Jaya. Pihak kepolisian menyatakan menerima soal akta perdamaian menjelang berkas gugatan antara Victor dan Jufri dinyatakan lengkap oleh kejaksaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus