Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bom Bursa Efek Jakarta
SETELAH bom meledak di dua hotel di Mega Kuningan Jakarta, media cetak dan elektronik memberitakan secara mendetail pengeboman di Indonesia. Lalu saya membuka majalah Tempo edisi April 2002 dengan gambar kulit depan istri Umar Al-Farouk yang memakai cadar.
Nah, dalam berita-berita tersebut tidak ada yang menceritakan satu pun mengenai pengeboman Bursa Efek Jakarta yang dilakukan Al-Farouk. Seingat saya, bom itu begitu mengejutkan dan banyak korbannya. Belum lagi mobil-mobil yang hancur. Apa memang terlewatkan? Jika sudi, redaksi Tempo memberitakan lagi semua bom meledak di Indonesia sampai dengan yang di Mega Kuningan agar kami, pencinta majalah Tempo, tidak penasaran. Selamat bekerja dan sukses selalu.
WIYANDI
Natuna, Riau
– Terima kasih untuk masukan Anda.
Kecewa Layanan Singapore Airlines
PULANG liburan dari Eropa, keluarga saya naik Singapore Airlines SQ323 pada 12 Juli lalu. Kami terbang dari Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda, dan transit di Singapura sebelum mendarat di Jakarta.
Berbeda dari pengalaman sebelumnya, pelayanan Singapore Airlines kali ini amat mengecewakan. Beberapa kali kami terlambat memperoleh jatah makan siang ataupun makan malam. Meskipun kami sudah mengajukan protes secara lisan, para pramugari Singapore Airlines yang biasanya amat ramah dan cekatan saat itu lalai memperhatikan kebutuhan kami selama penerbangan.
Kalau hanya menimpa saya dan istri, kejengkelan saya mungkin tidak sampai ubun-ubun. Putri kami yang masih balita sempat meminta susu sebelum tidur tapi diabaikan meskipun kami sudah berkali-kali mengingatkan petugas. Saat makan, putri kami tidak mendapat makan child meal dan justru mendapat porsi makanan dewasa.
Dia juga tidak mendapat perhatian khusus berupa mainan atau perangkat hiburan lain yang bisa membuatnya betah duduk berjam-jam. Padahal, jika bepergian jarak pendek di dalam negeri, dengan maskapai nasional, misalnya, putri kami selalu dimanjakan oleh perhatian pramugari dan mainan aneka rupa.
LOKANTARA
Bandung, Jawa Barat
Tanggapan Singapore Airlines
BAPAK Lokantara yang kami hormati, kami sangat menyesali kejadian yang dialami keluarga Bapak pada penerbangan dari Amsterdam ke Singapura yang lalu.
Hasil investigasi kami menunjukkan, permintaan makanan anak tidak disampaikan oleh travel agent Bapak pada saat reservasi dibuat. Permintaan disampaikan kembali pada saat check-in, sehingga makanan anak tersedia untuk sektor Jakarta-Singapura-Amsterdam. Koordinasi di Amsterdam kurang baik, mengakibatkan pramugari yang bertugas di pesawat Amsterdam-Singapura memberikan makanan orang dewasa. Namun ia mengusahakan mendapat makanan anak saat makan selanjutnya.
Pengalaman Bapak membuktikan bahwa masih ada yang harus diperbaiki. Kami meneruskan masukan ini ke petugas di bandara ataupun di kantor pusat untuk menindaklanjuti dengan pramugari yang bertugas agar hal ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
Bapak Lokantara, masukan ini penting bagi kami. Bila ada masukan lain, Bapak dapat mengirimkannya ke [email protected].
Kami sangat menghargai dukungan Bapak pada Singapore Airlines dan kami berharap mendapat kesempatan untuk melayani Bapak lebih baik dalam perjalanan selanjutnya bersama kami.
GLORY HENRIETTE
Public Relations Manager
Singapore Airlines Jakarta
Pembantaian Muslim Uighur
SAYA hendak menanggapi pernyataan Saudara Din Syamsuddin di rubrik Surat Pembaca majalah Tempo edisi 20-26 Juli 2009 yang menyatakan pembantaian muslim Uighur sebagai genosida pembasmian etnis di Xinjiang, Cina. Sangat disesalkan, pernyataan ini terkesan kurang bijak, provokatif, dan asal bunyi. Seharusnya Saudara Din mencermati kejadian sebenarnya. Bila perlu, kunjungi daerah konflik untuk mendapat fakta kebenaran. Entah apa motif pernyataan tersebut.
Faktanya, tidak ada ribuan etnis Uighur muslim yang menjadi korban dalam kerusuhan di Xinjiang. Sebaliknya, korban meninggal etnis Han mencapai 137 orang, sedangkan etnis Uighur 48 orang ditambah dua etnis Uighur mati ditembak aparat setempat.
AGUS KUSNAINI
Jl. Melawan Dalam No. 11,
Jakarta Pusat
Penghargaan untuk Relawan
SAYA trenyuh menyaksikan para relawan yang bekerja keras mencari dan mengevakuasi korban-korban bencana alam serta kecelakaan transportasi. Terkadang, meski sudah empat hari jenazah membusuk di dalam lumpur, mereka tetap melakukan evakuasi. Sedikit contoh, bencana Bengkulu, tsunami di Aceh, gempa Yogyakarta, tragedi Situ Gintung, dan kecelakaan pesawat terbang. Mereka bekerja sungguh luar biasa.
Saya ingin mengingatkan pemerintah, apakah orang-orang seperti mereka sudah diberi penghargaan. Dan penghargaan itu sebaiknya jangan hanya secarik sertifikat, melainkan juga berupa materi. Lebih baik lagi, yang masih menganggur dipekerjakan dan dipersiapkan khusus menghadapi bencana-bencana tragis.
PANDU SYAIFUL
Guru SMP Cendana, Pinggir, Riau
Perkuat Intelijen
BOM bunuh diri yang digunakan teroris itu untuk menunjukkan bahwa eksistensi jaringan mereka masih ada. Kita berharap aparat keamanan bekerja sama untuk memberantas aksi-aksi tersebut secara lunak ataupun keras. Pemerintah sebaiknya memperkuat kerja intelijen.
Masyarakat berharap aparat dapat membongkar jaringan dan tempat latihan para teroris. Para pelakunya juga harus dihukum seberat-beratnya. Dan yang paling penting, negara harus dapat menjamin rasa aman setiap warga.
GUS KANDAR
Jl. Sholeh Iskandar, Bogor
Bersihkan Jaringan Teroris
UNTUK mencegah terorisme, kita harus memiliki komitmen yang sama, menjadikannya sebagai musuh bersama dan memeranginya dengan berbagai cara. Antara lain dengan ”membersihkan” para pendukung teror.
Aparat keamanan sedang melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan membasmi terorisme. Kita pun harus melakukan sesuatu. Jangan ada lagi yang secara sadar menyediakan diri membela kebenaran agama dengan cara-cara kekerasan. Agama mana pun tak mengajarkan kekerasan dalam mengamalkan ajarannya. Mari kita bersama-sama menjaga rumah ibadat kita dari kemungkinan dijadikan tempat pengajaran kekerasan. Kita ”bersihkan” komunitas kita dari kemungkinan disusupi jaringan teroris.
GERRY SETIAWAN
Jl. Kober Gang H. Ismail, Condet, Jakarta Timur
Dialog, Solusi Penyelesaian Papua
BERDIALOG dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (OPM) mungkin merupakan solusi terbaik mengatasi separatisme di Papua. Kabarnya, aparat keamanan siap berkomunikasi dan memfasilitasi dialog antara OPM dan pemerintah daerah ataupun PT Freeport Indonesia.
Untuk itu, sebaiknya kelompok OPM segera muncul dan merespons tawaran tersebut. Jika tidak mau membangun komunikasi, pemerintah tak akan pernah tahu keinginan yang terpendam.
Kita berharap agar kelompok separatis sadar bahwa apa yang diinginkan rakyat Papua sebenarnya peningkatan kesejahteraan dan keadilan, bukan kemerdekaan. Kemerdekaan saat ini bukan melepaskan diri dari Indonesia, melainkan kebebasan mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.
FAREL KUTO
Perum Puri Mas Sawangan, Depok
Teroris dan Kepedulian Masyarakat
UNTUK kali kesekian, bangsa Indonesia mengutuk aksi-aksi terorisme. Serangkaian serangan bom di Bali, Makassar, Jakarta, dan tempat lain memunculkan berbagai spekulasi dari yang apologis hingga yang apriori.
Spekulasi pertama adalah siapa pelaku serangan teror yang disebut-sebut sangat terencana dan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan teknikal yang canggih. Pelakunya diidentifikasi secara arbitrer seperti anti-Amerika, anti-Israel, dan anti-demokrasi. Spekulasi kedua, motif tindakan penghancuran terhadap tempat-tempat di mana kekuatan ekonomi, politik, dan militer AS berada. Ketiga, tentang sasaran-sasaran apa lagi yang akan dituju terhadap AS dan Israel.
Indonesia dikategorikan sebagai soft target karena beberapa kenyataan. Pertama, lemahnya perangkat hukum untuk memerangi terorisme. Kedua, kualitas dan kuantitas pihak yang memerangi teror belum memadai. Ke depan, barangkali tidak ada pihak yang berani mengatakan bahwa Jakarta akan bebas dari teror.
Maka harus ada langkah antisipasi yang efektif serta terpadu dari pemerintah bersama masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, sel-sel terorisme tidak akan mudah ditangkap.
HERU WICAKSONO
Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Keputusan KPU Harus Dihormati
KOMISI Pemilihan Umum akhirnya merampungkan rekapitulasi suara nasional. Hasilnya bisa menimbulkan reaksi pro-kontra dari peserta pemilihan. Semua kalangan seharusnya menerima hasil penghitungan secara dewasa dan bijak. Itu bukan berarti mengabaikan berbagai temuan kecurangan. Semua kecurangan itu harus diselesaikan dalam koridor hukum.
Bersikap bijak dan dewasa merupakan refleksi rasa hormat kita pada pilihan rakyat. Dan ketidakpuasan pasangan yang kalah tetap harus dihormati serta ditindaklanjuti.
R. WISANGGENI
Jl. Satrio Wibowo 54A, Surakarta
Jangan Saling Tuding
PERNYATAAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap peristiwa meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta, dinilai berlebihan. Hal itu, dalam hemat saya, lebih merupakan bentuk pernyataan melindungi rakyat dan negara. Oleh karena itu, tokoh politik yang berseberangan harap jangan saling tuding.
Saat ini rakyat ingin melihat kebersamaan agar hidup tenang. Jika para tokoh saling tuding dan menyalahkan, para teroris akan merasa menang secara kekerasan ataupun secara pemikiran.
Bila Yudhoyono mendapat informasi yang salah dari bawahannya, yang harus ditegur adalah instansi atau lembaga yang memberi masukan. Presiden harus cepat menyampaikan informasi yang salah, sehingga ada konsistensi untuk menjaga rasa aman masyarakat.
WAWAN BUDAYAWAN, SPD
Pemerhati masalah sosial dan budaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo