Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah tanggapan untuk Marco Kusumawijaya, Karl Mendrofa, dan Budi Akbarsyah atas tulisannya yang dimuat di TEMPO Edisi 23-29 Oktober 2000, rubrik Surat. Dalam tulisan itu disebutkan soal penggunaan nama ”solidaritas Islam” untuk mengutuk Israel yang menindas bangsa Palestina.
Memang, penduduk muslim Palestina berhadap-hadapan dengan pemerintah Israel. Di sisi lain, masyarakat Nasrani lebih pasif melihat perjuangan itu. Kalau Anda mengatakan bahwa lebih dari 40 persen penduduk Palestina bukan muslim, memang semenjak penjajahan Israel atas bumi Palestina terjadi migrasi besar-besaran warga Yahudi seluruh dunia untuk berkumpul di Palestina. Lambat laun ini mengubah struktur masyarakat Palestina. Kalaulah ada sebagian masyarakat Nasrani Indonesia berempati dengan menggunakan solidaritas Nasrani untuk pembebasan Palestina dan mengutuk Israel, saya kira tidak ada salahnya. Sebab, pada dasarnya yang dilawan bangsa Palestina bukanlah warga Yahudi yang tidak berdosa, melainkan orang Yahudi yang mengatas namakan agama Yahudi untuk membuat kerusakan dan melakukan penindasan. Saya yakin orang yang Anda maksudkan itu tidak sebodoh yang Anda kira, yang hanya terikat dengan simbol dan melupakan substansi perjuangan untuk melawan ketidakadilan dan membela manusia dan kemanusiaan.
Saya mengenali betul orang atau kelompok-kelompok seperti SMIQ (Solidaritas Muslimin Indonesia untuk Al Quds), SMI (Shaff Muslimin Indonesia), KAMMI, GPI, HMI, IMM, FPI, yang menggunakan organisasinya atau mengatasnamakan komite untuk mengutuk Israel, akhir-akhir ini. Mereka tidak senaif yang Anda kira. Mereka hanya tersentuh atau berdemonstrasi kalau simbol-simbol keagamaannya terganggu, dan melupakan apa yang terjadi di sekitarnya. Jadi, janganlah Anda terlalu menggurui dan mencibir. Kalau Anda mempertanyakan sikap mereka terhadap Israel dan Palestina karena membela Palestina yang lemah, saya pertanyakan juga empati kemanusiaan Anda, karena permasalahan hak asasi manusia adalah universal, tidak lagi dibatasi sekat-sekat negara. Betapa banyak penduduk Palestina yang mengungsi ke Lebanon, Tunisia, Yordania, Suriah, atau negara lainnya karena tanahnya digusur secara paksa oleh Israel, yang dibantu penuh negara Barat, terutama Amerika.
Tentang FPI, yang berniat akan melakukan sweeping untuk menolak delegasi Israel dalam forum IPU, itu baru ancaman dan tidak lebih dari sekadar ancaman. Itu pun tak lebih kasar dan kejam dari perlakuan serdadu Israel yang menembak bocah kecil Palestina. Kenapa Anda terlalu dramatis sampai berkata kotor menghina FPI, yang belum tentu melakukan hal yang lebih buruk dibandingkan dengan perlakuan kejam Israel terhadap bangsa Palestina selama puluhan tahun?
IR. MUJTAHID HASHEM
Sekjen SMIQ (Solidaritas Muslimin Indonesia untuk Al Quds)
e-mail: [email protected]
Jalan Tebet Barat II No. 8, Tebet, Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo