Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar

Segala yang Perlu Dipahami Penderita Diabetes Terkait Puasa Ramadan

Wamenkes menjelaskan penderita diabetes tetap boleh puasa Ramadan asal bisa mengatur waktu minum obat dan rutin kontrol ke dokter.

16 Maret 2024 | 14.41 WIB

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ada pasien diabetes yang boleh menjalani puasa Ramadan dan ada yang tidak. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan penderita diabetes tetap boleh berpuasa asal bisa mengatur waktu minum obat dan rutin kontrol ke dokter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pasien diabetes tetap bisa berpuasa dengan penyesuaian pengaturan minum obat. Misal, sebelumnya obat bisa menurunkan gula darah saat diminum pagi hari, itu diputar. Jadi, diminumnya pada saat berbuka puasa, tidak diminum pada saat sahur, kemudian mesti tetap melakukan kontrol ke dokter," ujar Dante pada 13 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wamenkes menjelaskan dengan tetap melakukan kontrol ke dokter maka dapat dilihat apakah penderita diabetes boleh melanjutkan puasa atau tidak. Ia mengatakan pengukuran gula darah tidak mesti dilakukan terlalu sering selama puasa tetapi apabila terjadi penurunan gula darah yang drastis maka pasien dianjurkan untuk tidak berpuasa.

"Untuk puasa ini kalau mau diukur boleh, tetapi tidak perlu terlalu sering. Misalnya kalau menggunakan obat penurun gula darah, pada minggu-minggu pertama itu diukur kira-kira selama tiga hari, pada jam 10 pagi, jam 1 siang, dan jam 5 sore, itu diukur gula darahnya. Kalau memang terjadi penurunan gula darah yang drastis, maka tidak boleh berpuasa. Di bawah 70 (gula darahnya) itu juga tidak boleh berpuasa, harus dibatalkan, dan kalau terlalu tinggi juga harus pergi ke dokter untuk disesuaikan dosis obatnya," papar pakar endokrin ini.

Yang boleh dan tidak
Menurutnya, dokter sudah menentukan jenis-jenis pasien mana yang boleh atau tidak menjalankan puasa Ramadan. "Sebenarnya waktu puasa itu dokter sudah menentukan ada pasien diabetes yang boleh berpuasa. Ada yang berpuasa dengan pantauan dokter, ada yang tidak boleh berpuasa. Yang tidak boleh berpuasa misalnya gula darah belum terkontrol dengan HbA1c lebih dari 10," tuturnya.

Selain itu, penderita diabetes dengan gula darah sewaktu lebih dari 300 atau menggunakan insulin yang disuntik lebih dari sekali juga tidak boleh berpuasa. "Atau mempunyai komorbid yang berat seperti penyakit ginjal, jantung berat, dan sebagainya, itu tidak boleh berpuasa. Untuk diabetes, kalau sudah terkontrol dan tingkat keparahannya sedang, bisa disesuaikan obatnya, itu boleh berpuasa," jelas Dante.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus