Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Suasana Ibadah Ramadan di Masjid Kesultanan Ternate

Masjid Kesultanan Ternate memiliki sejumlah kekhasan yang tak ditemukan di masjid lain sehingga menarik wisatawan untuk datang pada Ramadan ini.

20 Mei 2018 | 06.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Ternate - Wisatawan yang berkunjung di Ternate, Maluku Utara, pada Ramadan ini menyampaikan kekaguman atas berbagai kekhasan di Masjid Kesultanan Ternate, baik dari segi prosesi ibadah maupun konstruksi bangunannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tadi malam saya salat Isya dan salat tarawih di Masjid Kesultanan Ternate, dan saya sangat terkesan dengan berbagai kekhasan di masjid itu," kata salah seorang wisatawan asal Jakarta, Sugianto, di Ternate pada Sabtu, 19 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu kekhasannya adalah jemaah laki-laki yang salat di Masjid Kesultanan Ternate harus mengenakan celana panjang dan penutup kepala. Ketentuan seperti itu tidak ditemukan di masjid lain di Indonesia, termasuk di wilayah Ternate lain.

Di masjid yang telah berusia di atas 500 lebih tahun itu, menurut Sugianto, juga tidak ada jemaah perempuan. Kegiatan tadarus Al-Quran seusai salat tarawih pun yang melakukannya hanya perangkat masjid, padahal di masjid lain biasanya melibatkan siapa pun yang berminat.

Kekhasan lain yang terlihat di Masjid Kesultanan Ternate adalah adanya tempat khusus bagi Sultan Ternate ketika ikut salat berjemaah di masjid itu. Juga konstruksi atap bangunannya, yang terdiri atas tujuh tingkat membentuk kerucut, sebagai simbol atas adanya tujuh lapis langit.

Salah seorang perangkat di Kesultanan Ternate, Ridwan Dero, menjelaskan, semua tradisi yang diberlakukan di Masjid Kesultanan Ternate itu merupakan ketentuan yang ditetapkan para leluhur, yang masing-masing memiliki makna dan wajib dilestarikan.

Ketentuan bagi laki-laki yang harus memakai celana panjang saat salat di Masjid Kesultanan Ternate, misalnya, bertujuan mewarisi kebiasaan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang memakai celana panjang, terutama saat menghadapi perang untuk memudahkan mereka bergerak jika tiba-tiba diserang musuh.

Begitu pula ketentuan harus memakai penutup kepala, seperti kopiah atau serban, saat salat di Masjid Kesultanan Ternate. Menurut Ridwan, hal itu sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa, karena salat adalah media untuk bertemu dengan-Nya.

Selama bulan Ramadan, di masjid yang di sekitarnya terdapat makam para Sultan Ternate itu, ada sejumlah ritual yang digelar. Di antaranya ritual malam Qunut pada malam 15 Ramadan dan ritual ela-ela atau penyambutan malam turunnya Lailatul Qadar pada malam 27 Ramadan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus