Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar

Kiat Sehat Buka Puasa: Simak Saran dari Kementerian Kesehatan dan BPOM

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mengatur konsumsi gula, garam dan lemak saat buka puasa agar tetap dalam batas yang wajar

6 Maret 2025 | 13.56 WIB

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan saran untuk berbuka puasa. Saran tersebut untuk mengingatkan agar tak sembarangan mengonsumsi hidangan saat buka puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Tidak FOMO Takjil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tidak fear of missing out (FOMO) atau takut ketinggalan tren di media sosial sehingga kalap saat membeli takjil. "Pada saat buka puasa kan kita tetap mengendalikan nafsu, untuk kemudian tidak makan berlebihan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Siti Nadia Tarmizi pada Rabu, 5 Maret 2025, seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan prinsip puasa yakni menahan nafsu, sekaligus mengistirahatkan organ-organ tubuh yang selama ini bekerja non-stop 24 jam. Ia menyarankan masyarakat agar tidak makan berlebihan saat buka puasa dan tetap mengikuti anjuran gizi seimbang. "Jadi, masyarakat sebenarnya tidak perlu FOMO pada hal-hal yang kurang baik untuk kesehatannya," ucapnya.

2. Pengendalian Konsumsi Makanan Manis

Biasanya orang akan menyantap minuman atau makanan manis untuk berbuka puasa. Kebiasaan ini bisa menjadi tantangan dalam menghadapi obesitas. Nadia mengatakan kebiasaan mengonsumsi makanan manis dapat terlihat ketika memesan hidangan buka puasa. Kebanyakan orang tidak peduli apabila minuman yang datang berupa minuman manis dengan gula yang cukup banyak.

Nadia menjelaskan, mencicipi takjil manis boleh, tapi yang penting tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Begitu juga mengonsumsi makanan asin. “Budaya-budaya (makan manis) dalam masyarakat, kalau kita tidak tahu (bahayanya) itu bisa berpotensi untuk kemudian terjadinya kondisi-kondisi daripada penyakit tidak menular,” kata Siti Nadia Tarmizi pada Selasa, 4 Maret 2025.

3. Mengontrol Asupan Saat Buka Puasa

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk mengatur konsumsi gula, garam dan lemak agar tetap dalam batas yang wajar. Ukuran yang disarankan yakni empat sendok makan gula per-hari, satu sendok teh garam per-hari, dan lima sendok makan minyak untuk asupan lemak per-hari. Masyarakat juga diminta agar tetap memenuhi cairan tubuh dengan minum delapan gelas air atau setara dengan dua liter air sehari.

4. Teliti Memilih Takjil

BPOM mengingatkan masyarakat untuk lebih cermat membeli dan mengonsumsi takjil yang dijual para pedagang di pinggir jalan. "BPOM rutin setiap tahun melakukan intensifikasi (pemeriksaan) itu untuk menjaga supaya takjil-takjil yang dijual oleh ibu-ibu atau UMKM ini aman (dikonsumsi)," kata Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM Dwiana Andayani pada Selasa, 4 Maret 2025.

Dwiana mengingatkan masyarakat, bahwa BPOM masih menemukan banyak takjil dijual menggunakan bahan berbahaya. Contohnya, minuman seperti es campur atau minuman yang menggunakan pacar cina dengan warna merah muda yang mencolok. "Karena seringkali, memang sampai saat ini, masih ada saja yang menggunakan bahan yang dilarang," katanya.

Takjil kerupuk mie yang berwarna kuning juga ada yang dibuat dengan menggunakan metanil yellow yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil. Ditemukan pula kandungan Rhodamine B untuk memberikan warna merah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus