Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

"Ngemong", Sebelum SD

Pendidikan pra sekolah (tk, play group) dan perkembangan kecerdasan/pembinaan anak-anak di bawah 5 thn diperlukan untuk melanjuntukan study ke sd. (tek)

8 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUGA di Indonesia perhatian terhadap pendidikan prasekolah bertambah luas. Meskipun di daerah pedesaan pendidikan tingkat SD yang baik masih merupakan problem, di berbagai kota besar makin banyak muncul TK dan Playgroup. Menurut perhitungan tidak resmi, kini di seluruh Indonesia terdapat lebih 30.000 TK dan Playgroup, termasuk sekitar 30-an yang berstatus negeri. Dari jumlah itu sekitar 600 lebih terdapat di Jakarta. Sementara itu selama Repelita III ini akan dibangun sejumlah TK Pembina di 21 propinsi dan 3 kabupaten. Namun kita masih jauh ketinggalan dalam pendidikan prasekolah, kata Menteri P&K, Daoed Joesoef di depan Kepala SMP Swasta seluruh Indonesia baru-baru ini. Dr. Joesoef sudah berkali-kali dalam berbagai kesempatan mengemukakan hal ini dan ia tidak sendiri. Juga Dr. Singgih Gunarsa, dosen di Fakultas Psikologi, UI, pernah mengatakan: "Sesudah usia 5 tahun kemungkinan perkembangan kecerdasan anak masih ada, tapi itu hanya merupakan modifikasi saja dari apa yang sudah ada " Perhatian orang Indonesia makin besar terhadap pembinaan anak-anak di hawah 5 tahun, karena alasan berbeda-beda. Sebagian besar mereka menginginkan suatu persiapan bagi anaknya menghadapi pendidikan formal di SD dan selanjutnya. Hasrat menitipkan anak selama beberapa jam sehari juga ada. Ada juga yang berpendapat bahwa anak yang mau masuk SD harus punya sertifikat pendidikan TK. Menurut Ny. IAL Tobing dari TK Ade Irma Suryani di Jakarta, anak yang tidak mengikuti TK mungkin akan mengalami kesulitan waktu memasuki SD. "Untuk memasuki SD, si anak harus memperlihatkan keterangan perkembangan pribadi selama ia di TK," katanya. Departemen P & K secara resmi belum mengharuskan begitu. Apalagi karena jumlah TK masih terbatas. Program pendidikan di TK pimpinan Ny. Tobing ini lebih banyak diarahkan kepada pengembangan jiwa anak. "Kita sangat memperhatikan masa peka anak-anak," cerita Ny. Tobing kepada Luki Hendro dari TEMPO. Pada hakekatnya metode pendidikan di TK ini adalah gabungan rnetode Froebel. Montesorri dan Ki Hadjar Dewantoro. "Zaman sekarang jarang ada sekolah yang hanya menggunakan satu metode saja," kata Ny. Tobing. Tapi bagi Ny. Tobing yang merangkap jabatan Ketua I dan Bendahara Umum Ikatan Guru TK Indonosia, belum jelas metode apa yang digunakan banyak TK dan Playgroup lain di Indonesia. Bahkan ada Playgroup yang menggunakan bahasa pengantar Inggris. "Tidak masuk akal," katanya "karena si anak belum menguasai benar bahasa ibunya yaitu bahasa Indonesia. " Umumnya Playgroup itu diikuti anak-anak berusia 34 tahun, sebelum memasuki TK. "Dewi" di Kebayoran Baru adalah sebuah Playgroup yang menggunakan bahasa Inggris. "Ini karena PG Dewi semula dibuka bagi anak-anak asing saja," ujar pemimpinnya, Ny. Mely Santoso. Meski bahasa pengantar Inggris, terhadap anak Indonesia di "Dewi" itu tetap dipergunakan bahasa Indonesia. "Sampai saat ini belum pernah ada kesulitan," sambung Ny. Santoso. Peranan Orangtua Juga di situ digunakan gabungan metode Froebel dan Montesorri. "Tapi kami mengambil intisarinya saja, " kata Ny. Santoso. Banyak dipergunakannya alat permainan yang sebagian diimpor dari luar negeri. Yang diasuh Pak Kasur di Jakarta tidak mempergunakan permainan impor dari luar negeri. Bahkan namanya bukan Playgroup tapi disebut Kebun Anak-anak Mini. "Saya berusaha untuk membiasakan anak bermain dengan apa saja," cerita Pak Kasur. Semua permainan yang dipergunakan bertujuan menanamkan pada si anak disiplin, tata-tertib, ketangkasan, keberanian, kecerdasan dan mengenal irama. "Dengan dolanan lebih mudah mengajar anak," kisah Pak Kasur. Pak Kasur memakai metode sendiri yang ia namakan "ngemong", namun ia mengaku ia juga mengenal metode Froebel dan Montesorri. "Saya ambil intisarinya saja," katanya, "dan menyesuaikannya dengan alam Indonesia. " Peranan orang tua dinilai oleh Pak Kasur tetap penting. Setiap pelajaran atau permainan selalu dijelaskannya kepada para ibu yang harus menemani Inak masing-masing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus