Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang mengalami rata-rata 5.000 gempa bumi setiap tahun. Beberapa di antaranya memiliki potensi kehancuran yang sangat tinggi. Mengantisipasi hal itu, Jepang melakukan inovasi pada konstruksi bangunan agar tahan gempa. Hasilnya, pada 2011 terjadi gempa berkekuatan 9,0 skala Richter namun tidak ada satu bangunan pun di distrik Sendai yang rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usaha inovasi untuk mengembangkan bangunan tahan gempa dilakukan Jepang sejak 70 tahun yang lalu. Melansir dari We Build Value, pada tahun 1950 pasca perang, otoritas Jepang mengeluarkan Undang-Undang Standar Bangunan. Peraturan itu ditujukan bagi perusahaan konstruksi infrastruktur untuk mendirikan bangunan harus tahan gempa, termasuk menara sekalipun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dihimpun Tempo, berikut tiga menara di Jepang yang dirancang tahan akan goncangan gempa seperti dilansir dari situs Cushman & Wakefield:
1. Menara Mori
Menara Mori yang terletak di dalam kompleks Roppongi Hills di pusat Kota Tokyo ini memiliki 54 lantai. Meski begitu, bangunan ini dipastikan tahan akan guncangan gempa karena dirancang khusus menggunakan peredam. Fitur tahan gempanya termasuk pipa baja yang diperkuat dan teknologi penyerap gerakan yang disebut peredam minyak.
Peredam yang digunakan dalam semi-aktif bangunan dan terdiri dari 192 peredam kejut yang diisi dengan minyak kental khusus. Ketika bangunan bergetar selama gempa bumi, peredam mengimbangi guncangan dengan minyak meluncur ke arah yang berlawanan untuk meminimalkan getaran.
2. Tokyo Skytree
Tokyo Skytree adalah bangunan pemancar televisi dan radio, sekaligus menara observasi yang terletak di Sumida, Tokyo. Selesai dibangun pada 2012, ia memiliki ketinggian sekitar 2.080 kaki. Desain arsitekturnya mengambil inspirasi dari sistem akar pohon raksasa. Ini memiliki dasar pondasi dengan pilar pusat yang dihubungkan oleh peredam oli fleksibel ke 125 meter pertama.
Pilar pusat bertindak sebagai penyeimbang yang memungkinkan bingkai luar bergetar jika terjadi gempa bumi. Sementara sistem redaman membuat pusat gravitasi menara dekat dengan pangkalan. Fondasi juga dirancang untuk tahan terhadap gempa bumi dengan empat kelompok tumpukan berdinding dan simpul beton baja mencapai 164 kaki di bawah tanah. Ini ditujukan untuk memberi pijakan bangunan menara agar lebih kuat.
3. Menara Ark Sengokuyama
Ini adalah bangunan mixed-use di Tokyo yang menggunakan teknologi redaman untuk membuatnya tahan gempa. Pelat baja dipasang pada rongga di antara setiap lantai. Pelat-pelat ini melekat pada dinding atas rongga dan dinding bawah serta dilengkapi dengan peredam minyak. Selama gempa bumi, lempeng bergerak melalui peredam minyak yang menciptakan kekuatan melawan guncangan seismik.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Tokyo Skytree, Menara Tertinggi di Dunia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.