Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para arkeolog Mesir baru-baru ini menemukan sejumlah makam berusia sekitar 4.300 tahun di Saqqara. Satu di antaranya adalah sarkofagus (peti mayat dari batu) berisi mumi Mesir kuno tertua yang dilapisi emas. Mumi Mesir kuno berlapis emas sebelumnya memang pernah ditemukan. Namun, mumi-mumi itu bukanlah yang tertua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari livescience, berdasarkan prasasti hieroglif, makam itu memiliki sarkofagus tersegel berisi mumi seorang pria yang teridentifikasi sebagai Hekashepes. Jenazahnya ditemukan berlapis emas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sarkofagus benar-benar tertutup dengan mortar seperti yang ditinggalkan orang Mesir kuno 4.300 tahun yang lalu. Ketika tutupnya diangkat, kami menemukan mumi seorang pria yang ditutupi dengan helaian emas,” kata tim arkeolog di halaman Facebook Zahi Hawass, eks Menteri Negara Urusan Purbakala Mesir, yang dikutip Tempo.co, Rabu 8 Februari 2023.
Mumi Hekashepes ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai “mumi Mesir lengkap tertua yang berlapis emas”. Sebab, masih banyak sejumlah mumi yang berusia lebih tua yang pernah ditemukan sebelumnya.
Banyak ahli sejarah Mesir setuju bahwa pemerintahan firaun terbentuk sekitar 3100 Sebelum Masehi (SM). Namun, manusia sudah hidup di wilayah Mesir sejak 400.000 tahun yang lalu. Ada mumi-mumi lain yang lebih dulu diawetkan daripada firaun, yakni sekitar 6.000 tahun yang lalu. Bahkan di Portugal, pernah ditemukan mumi berumur 8.000 tahun.
Tidak banyak informasi yang ada tentang Hekashepes. Namun, mumi itu tampak seperti sosok bangsawan kaya raya. Mayat Hekashepes dimumikan menggunakan metode buatan secara utuh dan berlapis emas. Ada mumi Mesir Kuno yang lebih tua, seperti beberapa mumi berusia lebih dari 5.000 tahun di situs Gebelein, tetapi tidak dilapisi emas.
Gambar-gambar yang beredar yang beredar di media sosial, tampaknya menunjukkan mumi Hekashepes mengenakan pakaian tanpa adanya perban. Seorang profesor sejarah Mesir asal Italia, Francesco Tiradritti, berpendapat bahwa Hekashepes seperti dimakamkan mengenakan tunik dengan ikat pinggang dan kalung besar. Menyoroti keyakinan agama Hekashepes, hal itu mungkin merupakan upaya untuk melestarikan penampilan pria tersebut semasa hidupnya.
Makam dengan Lukisan
Penemuan berlanjut dengan makam penting lainnya milik seseorang inspektur pejabat bernama Khnumdjedef. Menurut prasasti hieroglif yang ada di makam tersebut, pria itu melayani Firaun Unas (berkuasa sekitar 2353–2323 SM). Makam Khnumdjedef dihiasi dengan lukisan dinding yang menggambarkan pemandangan kehidupan sehari-hari. Tampak pula figur lima guci berjejer di atas gambar yang mirip meja.
Dari foto yang dirilis, terpampang beberapa lukisan yang dibuat dengan proporsi memanjang. Lukisan dengan proporsi memanjang itu populer ketika Khnumdjedef hidup selama Periode Menengah Pertama (2150–2030 SM). Saat itu, terjadi masa transisi antara Kerajaan Lama dan Kerajaan Tengah yang menyebabkan kekeringan besar, runtuhnya pemerintah pusat, dan perubahan struktur politik.
Lukisan-lukisan yang baru ditemukan itu bermanfaat bagi arkeolog untuk memahami lebih dalam tentang evolusi seni di Mesir.
Lebih Banyak Makam
Makam lain yang ditemukan adalah milik seorang pejabat bernama Meri. Menurut prasasti hieroglif, ia memegang sejumlah gelar seperti “penjaga rahasia” dan “asisten pemimpin besar istana”. Berikutnya, ada makam seorang pendeta yang kemungkinan bernama Messi. Ia ditemukan bersama istrinya serta sembilan patung yang melambangkan diri mereka dan para pelayan.
Tim arkeolog juga menemukan lubang sedalam 10 meter yang terdapat sarkofagus milik seorang pria bernama Fetek di dasarnya. Ia dimakamkan bersama dengan tiga patung batu yang menggambarkan dirinya serta meja persembahan.
Transisi Kerajaan
Menurut Profesor Tiradritti, Mesir seakan telah menemukan tanah pemakaman yang dapat dikaitkan dengan Piramida Unas dan pemujaannya. Unas adalah firaun terakhir dari Dinasti Kelima. Temuan makam-makam yang baru diumumkan Hawass mungkin dapat menjelaskan transisi antara Dinasti Kelima dan Keenam Mesir.
Setelah Unas meninggal, seorang firaun bernama Teti (sekitar 2323–2291 SM) yang bukan anak laki-laki Unas mungkin menikah dengan keluarga kerajaan, naik takhta, dan memulai Dinasti Keenam. Namun, perubahan garis keturunan kerajaan itu masih sebatas dugaan. Makam-makam Mesir Kuno biasanya dilihat oleh ahli sejarah Mesir sebagai penurunan kondisi ekonomi dari masa ke masa.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM