Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bakteri Pemakan Limbah Plastik

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung merekayasa bakteri E. coli sehingga bisa mengurai plastik. Limbah plastik terdegradasi dalam tiga-empat hari.

7 Januari 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMBAH plastik sangat sulit terurai secara alamiah. Itu sebabnya, tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung mencari solusinya dengan merekayasa bakteri Escherichia coli menjadi pelahap sampah plastik.

Penelitian potensi E. coli sebagai pemakan plastik dimulai setahun lalu. Tujuannya, memberantas limbah plastik, terutama yang mengotori lautan. Para mahasiswa tersebut juga melakukan riset di Muara Angke, Jakarta Utara. "Tak hanya di laboratorium, kami juga bertemu dengan masyarakat," kata ketua tim, Marvin Nathanael, pertengahan Desember lalu.

Inovasi tim beranggotakan 20 orang dari lintas program studi itu dinamai Dewa Ruci. Berkat studi rekayasa bakteri ini, mereka mendapatkan medali perunggu di International Genetically Engineered Machine di Boston, Amerika Serikat, November lalu.

Bakteri E. coli merupakan mikroba yang biasa ditemukan di dalam sistem pencernaan manusia. Mereka tergolong bakteri anaerob alias tak membutuhkan oksigen untuk berkembang biak. Dalam risetnya, tim memakai E. coli jenis BL-21 yang dibiakkan di laboratorium. Bakteri jenis ini mudah direkayasa secara genetik.

Saat merancang bakteri itu agar bisa mengurai plastik, para peneliti memesan asam dioksiribonukleat (DNA) bakteri BL-21 dari perusahaan di Amerika Serikat. Tim peneliti menyisipkan potongan DNA baru yang berkarakteristik mampu mengurai plastik itu ke DNA bakteri E. coli, sehingga bakteri ini memiliki kemampuan mengurai plastik. "Merancang bakteri dengan konsep biologi sintetis adalah kemajuan ilmu biologi. Sudah ada programnya," ucap Marvin.

Membuat desain DNA dan pengujiannya adalah proses yang paling memakan waktu dalam riset ini. Marvin mengatakan diperlukan sekitar setahun untuk mendapatkan formula yang sesuai. "Jika desain DNA-nya terbukti bekerja baik, memasukkannya ke bakteri tidak sampai seminggu," ujarnya.

Setelah proses sintesis DNA ke dalam E. coli berhasil, para peneliti menguji kemampuannya "melahap" plastik. Menurut Marvin, mereka memilih jenis polyethylene terephthalate (PET), plastik yang banyak digunakan sebagai kemasan air minum. "Limbahnya banyak," kata mahasiswa Bioteknologi ITB berusia 22 tahun itu.

Dalam uji laboratorium, koloni bakteri berbentuk cairan sebanyak 100 mililiter itu mampu menggerogoti potongan-potongan plastik yang diberikan. Dalam tempo tiga-empat hari, plastik terdegradasi menjadi lebih kasar dan berlubang-lubang.

Tim berencana mengembangkan riset ini hingga dua tahun lagi agar kinerja bakteri lebih efektif dan efisien. Mereka juga akan merancang bioreaktor sebagai wadah bakteri mengurai limbah PET. Mereka yakin produk ini bisa diterapkan dalam skala besar karena E. coli berkembang cepat hanya dengan sekali perancangan. "Kultur bakteri tak perlu diimpor lagi," tutur Marvin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus