Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Afina Ramadina, menjadi salah satu penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Alfina berhasil lolos dan mendapat kesempatan untuk belajar di Vytautas Magnus University (VMU), Lithuania.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Afina mengaku tidak mengalami kendala saat beradaptasi dengan lingkungan kampus di negara Eropa Utara tersebut. Menurutnya, pembelajaran di VMU tidak jauh berbeda dari yang ada di Unair. Para dosen disebutnya memberikan pengajaran secara interaktif dan menyenangkan. “FISIP di Unair itu sudah sangat bagus, jadi waktu belajar di VMU juga nggak kagok," katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 28 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai tambahan, di VMU, Afina menyatakan berkesempatan untuk turut belajar dari mahasiswa dengan latar belakang budaya yang berbeda. Dia juga mengungkap belajar dengan studi kasus dari teman-teman lain yang berasal dari berbagai negara. Hal itu disebutnya memberikan wawasan dari perspektif teman-teman lain dari Eropa, Afrika, Asia Tengah.
“Walaupun aku dari Indonesia, mereka ngga diskriminasi aku. Jadi mereka benar-benar open arms. Jadi aku juga betah di sana,” tutur Afina.
Namun, bukan berarti tidak ada tantangan. Yang paling berarti diakuinya adalah persoalan bahasa. Minimnya pegawai yang dapat berbahasa Inggris menjadi persoalan yang harus ia hadapi.
Tidak hanya berfokus di universitas, Afina juga mencari pengalaman dengan mengikuti kegiatan di luar kampus. Salah satunya mengisi waktu luang dengan menjadi relawan di panti disabilitas yang sejalan dengan topik skripsinya yang mengangkat persoalan kelompok disabilitas.
Kesempatan menjadi relawan dijadikannya ajang untuk memperdalam penelitiannya dengan melihat lebih dekat kehidupan kelompok disabilitas. Dia bertugas membantu teman-teman disabilitas dalam menjalani aktivitas. Ia memberikan berbagai bantuan, seperti menjahit, menganyam, membuat lilin, sampai memasak nasi goreng.
Melalui itu semua, Afina belajar bahwa kelompok disabilitas memiliki potensi besar untuk menjadi independen. Selain itu, Afina juga berhasil mendapat banyak pengalaman multikultural yang akan menjadi bekal berharga saat ia terjun di dunia profesional nantinya.