Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Berita dari ban chieng

Stephen young, mahasiswa sosiologi harvard menemukan pot-pot prasejarah dari tanah liat. pot-pot ter sebut hadiah dari penduduk ban chieng, muanghtai. tahun 1974 mulai diadakan penggalian ilmiah. (ilm)

23 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KUDETA di Muangthai bukanlah satu-satunya berita dari sana. Setidak-tidaknya bagi penelitian arkaeologi yang sedang berjalan di Ban Chieng dan 36 ribu mil2 di sekitarnya, Muangthai Timur Laut. Di sana, sudah 2 1/2 tahun lamanya berlangsung penggalian yang tidak kalah pentingnya dengan penggalian bekas istana & kuburan pemersatu Tiongkok, Ch'in Shih Huang Ti (TEMPO, 2 Oktober). Di desa itu, sudah ratusan tahun penduduknya menemukan pot-pot tanah liat yang digunakan sebagai wadah macam-macam. Baru tahun 1966, orang luar mulai 'mencium' pentingnya nilai pot-pot prasejarah itu. Orang pertama itu adalah Stephen Young, putera dubes AS waktu itu. Mahasiswa sosiologi Harvard itu menghadiahkan beberapa pot pemberian penduduk Ban Chieng pada Puteri Chumpot dari Narga Svarga. Sang puteri, selanjutnya menyerahkannya ke Museum Nasional, Bangkok. Kagum melihat pot-pot purba itu, seorang konsultan Ford Foundation mengirimkan beberapa pot ke Museum Universitas Pennsylvania, AS. Revolusioner Analisa para ahli di Amerika itu memperlihatkan satu hal yang mengejutkan: ternyata pot-pot itu, sudah berumur 5000 tahun. Berarti benda kuningan yang ditemukan di dalam pot-pot itu, kurang lebih sebaya dengan kuningan paling tua di Timur Tengah. Penemuan itu merupakan hasil test themoluminisence yang baru berkembang di akhir 1960-an. Jadi waktu itu hasilnya cukup revolusioner, sebab dengan penyelidikan yang lebih konvensionil disimpulkan bahwa pot-pot itu berasal dari tahun 1000 Sebelum Masehi. 'Hadiah' pot purba dari penduduk Ban Chieng untuk Stephen Young segera menarik minat para pemburu benda-benda antik, yang berduyun-duyun datang ke desa itu. Tentara-tentara Amerika dan CIA-nya segera mengangkut pot-pot itu dengan kendaraan militernya ke Vientiane sebagai suvenir, atau ditimbun di Bangkok dulu. Menurut B~angkok Post, 10 Agustus 1975, 30-ribu potong diangkut dengan truk ke lapangan terbang Don Muang untuk diterbangkan ke Eropa. Maka mulailah penyelundupan pot-pot Ban Chieng secara besar-besaran. Baru 5 tahun kemudian, tahun 1972 PM Thanom Kittikhachorn -- yang tahun berikutnya digulingkan mahasiswa -- melarang ekspor harta kekayaan nasional Muangthai itu. Namun penyelundupan masih berjalan terus. Terbukti dengan ditemukannya beberapa perhiasan kuningan Ban Chien~ oleh polisi dalam sebuah taksi di Bangkok, September 1973. Buat penduduk Ban Chieng, penyelundupan pot-pot ke luar Muangthai ituÿ20ada juga berkatnya. Sebab meskipun dibeli dari mereka dengan harga murah -- sekedar ongkos menggali -- toh ada tambahan penghasilan sedikit bagi 1000 orang penduduk desa miskin itu yang hanya hidup dari bertani ketan ~(khao nio) dan ternak kecil. Tapi buat kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya penyelidikan metalurgi pra-sejarah, penyelundupan pot-pot dan isinya itu merupakan satu kerugian besar. Hal itu baru disadari setelah tulisan Theodore A. Wertime dalam majalah Science, tahun 1973. "Umur kuningan yang ditemukan di Ban Chieng inl", tulis Wertime, "merupakan tantangan utama terhadap anggapan selama ini bahwa kuningan ditemukan di Asia Barat". Sebuah artikel lain lagi mempertanyakan mata-rantai yang hilang dalam jalur perdagangan timah ke Timur Tengah: meskipun pedagang-pedagang Assyria (kini Turki) sudah memperdagangkan timah tahun 3000 Sebelum Masehi orang belum tahu dari mana timah itu berasal. Seperti diketahui, timah itu perlu untuk membuat kuningan. Yang diketahui hanyalah sumber timah itu "di satu tempat di Timur". Sementara itu tiga ahli lain, Dr W.F. Solheim II, Dr. D.T. Bayard dan Dr Chester Gorman, hampir bersamaan dengan "penemuan" Stephen Young menemukan benda-benda kuningan yang musykil di dataran tinggi Korat dekat Ban Chieng. Baru pada bulan Januari 1974 hampir 8 tahun setelah 'penemuan' Stephen Young -- dimulai penggalian ilmiah di bawah pimpinan Dr Gorman dari Universitas Pennsylvania AS dan Dr Pisit dari Muangthai. Penggalian sedalam 3,50 meter, dibagi dalam tiga lapisan berdasarkan umur artifak-artifak yang dite-mukan. Di lapisan teratas, hanya ditemukan pot-pot bagus dari milenium pertama, s/d tahun 200 Sebelum Masehi. Di lapisan kedua, ditemukan poros-poros kuningan dan baja berkwalitas rendah. Teknik pembuatan poros-poros kuningan itu lebih awal dari pada yang sudah ditemukan di India dan Tiongkok, dan mirip dengan apa yang ditemukan di Timur Tengah. Artifak-artifak ini berasal dari periode s/d tahun 1500 Sebelum Masehi. Sedang di lapisan terdalam, ditemukan ornamen-ornamen kuningan dengan perbandingan tembaga: timah= 9:1, persis seperti kuningan masa kini. Penggalian ini berasal dari periode tahun 3500 Sebelum Masehi, atau 500 tahun sebelum kuningan serupa ditemukan di Timur Tengah. Dan 1500 tahun lebih tua dari pada kuningan Pre-Shan, Tiongkok. Sementara itu, di sekitar tempat penemuan pot-pot pra-sejarah itu banyak juga ditemukan sisa-sisa timah dan tembaga. Komentar Dr Corman, 37 tahun menyaksikan hasil penggalian itu: "Setelah 100 tahun menggali di Timur Tengah, belum pernah ditemukan bahan-bahan dari Zaman Kuningan sebanyak di tempat ini. Padahal kita baru menggali beberapa tahun saja. Pokoknya, tidak ada tempat lain di dunia yang begitu produktif untuk penelitian metalurgi prasejarah seperti tempat ini". Makanya dia menyerukan pada lembaga-lembaga PBB seperti Unesco, untuk mengawasi lalu-lintas internasional artifak-artifak itu, membiayai dan mengkordinasi penelitian lebih lanjut secara besar-besaran. Walhasil, dari hasil penggalian sampai pertengahan tahun lalu itu dapat disimpulkan bahwa: þ kuningan yang ditemukan di Timur Tengah masih 500 tahun lebih muda dari pada kuningan Ban Chieng. Jadi bukan Asia Barat yang memperkenalkan kuningan ke Asia Tenggara, tapi sebaliknya. þ Asia Tenggara, yang selama ini sering dianggap "daerah terkebelakang" dalam penelitian kebudayaan pra-sejarah, ternyata 40 abad yang lalu sudah bermasyarakat, mampu menjinakkan binatang, bertani, mengenal lapisan-lapisan sosial dan pertama kali menguasai metalurgi kuningan. þ kebudayaan Asia Tenggara ini malah lebih tua dari pada kebudayaan India dan Tiongkok, yang selama ini dianggap pembawa kebudayaan ke Asia-Tenggara (ingat istilah 'Indo Cina' dan 'Indonesia'). þ bijih timah dan tembaga, sudah dikenal di Asia Tenggara 35 abad yang lalu, terbukti dari tambang-tambangÿ20dekat Ban Chieng sampai 36 ribu Mil2 sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus