Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bersepeda tanpa Polusi

30 Desember 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akan sangat menyenangkan jika Anda dapat bersepeda ke tempat kerja atau ke mana saja di Ibu Kota Jakarta tanpa ancaman polusi. Selain hemat waktu karena bisa menembus padatnya lalu lintas perkotaan dengan ukuran transportasi yang ramping, bersepeda bisa membuat tubuh lebih bugar.

Dalam sebuah penelitian, bersepeda disebut-sebut lima kali lebih efisien ketimbang berjalan. Dengan 100 kalori, seseorang dapat menempuh jarak sejauh 3 mil atau 4,8 kilometer dengan bersepeda. Jika menggunakan mobil, 100 kalori hanya akan mengirim penumpang sejauh 280 meter.

Bike 2 Work Indonesia bahkan membeberkan manfaat bersepeda setiap hari. Bersepeda selama 60 menit setiap hari setidaknya membantu membakar 300-500 kalori tubuh. Lalu perjalanan pendek sejauh 6,5 kilometer dengan menggunakan sepeda, misalnya, akan menghindarkan sekitar 7 kilogram polutan udara yang kita hirup setiap hari.

Agar manfaat bersepeda lebih maksimal, alangkah indahnya jika para pesepeda bisa terhindar dari polusi. Ancaman gas berbahaya dari knalpot kendaraan bermotor yang lalu-lalang di Ibu Kota menjadi harga yang harus dibayar para pencinta sepeda.

Sekelompok perancang dan insinyur asal Bangkok menjawab tantangan ini dengan menciptakan sepeda yang dapat mengurangi asap knalpot sekaligus membersihkan udara yang kita hirup ketika melakukan kegiatan tersebut. Mereka memberi nama sepeda itu Photosynthesis Bike.

Dikembangkan oleh Bangkok's Lightfog Creative & Design Company, "sepeda fotosintesis" ini tak hanya berada di tataran konsep. "Kami merancang produk yang dapat mengurangi polusi udara di kota. Kami pun memutuskan merancang sepeda karena itu merupakan kendaraan yang paling ramah lingkungan," kata Direktur Kreatif Lightfog Silawat Virakul seperti yang dikutip Fastco Exist.

Cara kerja sepeda antipolusi ini: udara perkotaan akan masuk melalui penyaring udara yang ada di sekitar setang sepeda. Ketika sepeda dijalankan, bingkai aluminium akan menjalankan "sistem fotosintesis", yakni menghasilkan oksigen melalui reaksi antara air yang tersimpan persis di bawah sadel dan tenaga listrik yang berasal dari baterai ion litium (LIB).

Menurut Silawat, rincian mengenai seberapa tepat sepeda pembersih udara ini akan bekerja, seberapa sering penyaring dan baterai perlu diganti, atau berapa banyak udara kotor yang dapat disaring dengan kecepatan tertentu memang belum ditentukan. Perancang pun sampai sekarang baru membuat maketnya, yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan desain Red Dot. Meski seperti itu, perusahaan berencana segera membuatnya dan menyempurnakannya.

Memang masih banyak pertanyaan yang mesti dijawab Silawat Virakul jika Photosynthesis Bike akan benar-benar dipasarkan. Baginya, suatu tantangan jika kendaraan antipolusi itu benar-benar bisa menggelinding setiap hari di perkotaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus