Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Berteknologi 3D Printing, Sepeda Ini Dijual Termurah Rp 40 Jutaan

Masalah pada produk sepeda selama ini adalah bahwa satu sepeda tidak bisa dinikmati semua orang dengan cara yang sama.

14 Juli 2020 | 19.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sepeda Superstrata. Foto: Superstrata

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup bersepeda sedang menanjak saat ini. Berawal dari visi hemat energi sekaligus cara menjaga kesehatan atau kebugaran tubuh, sepeda kini naik daun gara-gara pandemi Covid-19. Sepeda berkembang bukan hanya untuk olahraga tapi juga sarana transportasi yang tergolong aman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masalahnya, tidak semua sepeda bisa dinikmati semua orang. Ini bahkan jadi masalah terbesar yakni ukuran rangka atau frame sepeda belum tentu sesuai untuk semua orang dari berbagai tinggi badan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengatasinya, Arevo, perusahaan manufaktur pengguna teknologi 3D printing di Silicon Valley, Amerika Serikat, membuat terobosan membuat Superstrata, sepeda yang dibuat spesifik untuk pemesannya. Berkat teknologi 3D Printing dari Arevo, Superstrata bisa menentukan ukuran frame sepeda tanpa mengukur ulang panjang lebarnya.

"Ukuran frame sepeda bisa disesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, panjang lengan, dan kaki penggunanya," kata CEO Superstrata, Sonny Vu, kepada Tech Crunch 13 Juli 2020. Dia mengklaim spesifik untuk setiap pengguna pemilik tinggi badan 139 cm sampai 223 cm.

Dengan lebih dari 500 ribu kombinasi, Superstrata menjadi sepeda berbahan serat karbon yang diyakinkannya nyaman untuk semua kalangan. Vu mengatakan, teknologi 3D Printing yang dikembangkannya membuat frame sepeda Superstrata mulus tanpa ada bekas-bekas pengelasan, lipatan, maupun baut. Bahan serat karbon yang digunakan juga dikenal kuat dan tahan lama.

Namun ada harga untuk kenyamanan dan kualitas tersebut. Sepeda Superstrata dibanderol Arevo cukup tinggi. Versi yang standar, Superstrata Terra, dijual sekitar $ 2.799 (lebih dari Rp 40 juta). Sedangkan Superstrata Ion lebih mahal lagi yakni $ 3.999 (lebih dari Rp 58 Juta). Berbeda dengan Terra, Ion memiliki tenaga listrik yang otomatis mengayuh hingga 88 kilometer dan membutuhkan dua jam untuk isi ulang dayanya hingga penuh.

Harga itu dipandang masih masuk akal dibandingkan dengan sepeda konvensional dari material yang sama, serat karbon, yang bisa dihargai sampai $ 12 ribu (Rp 174 Juta). Untuk saat ini, Superstrata menargetkan pasar dari para atlet dan juga hobiis sepeda. Sepeda Superstrata diperkirakan akan dijual di pasaran mulai Desember 2020. "Seluruh proses dari menggambar sampai ke prototipe siap produksi butuh waktu dua bulan," kata Vu lagi. 

FERDINAND ANDRE | ZW | TECH CRUNCH | THE VERGE | 3DPRINTINGMEDIA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus