Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Bikin Tisu Ramah Lingkungan dari Limbah Jagung dan Cangkang Telur, Mahasiswa ITB Juarai Lomba Kimia

Produsen tisu cenderung mengambil serat kayu dari pohon, padahal limbah organik bisa dieksplorasi untuk membuat produk tisu.

26 November 2024 | 21.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Eksperimen pembuatan tisu serbet dari limbah bonggol jagung dan cangkang telur mendatangkan prestasi bagi tim mahasiswi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka menyabet juara kedua, serta penghargaan presentasi terbaik, dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Kimia 2024 yang diadakan oleh Universitas Negeri Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kompetisi yang digelar pada Oktober lalu, tim beranggotakan Saskia Aurelia, Devina Tanuwijaya, dan Flavia Adela Frizka Widjaya, ini memilih subtema lingkungan. Secara umum. para peserta harus mengeksekusi tema besar lomba tersebut, yaitu peran Gen Z dalam pemanfaatan teknologi berkelanjutan untuk mencapai Indonesia Emas di era society 5.0.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tisu yang diciptakan para mahasiswi ITB angkatan 2022 ini berbeda dengan tisu yang beredar di pasaran. Warna tisu berbahan alami ini lebih kekuningan. Teksturnya juga lebih kasar.

“Tisu yang kami hasilkan belum sempurna dan hasilnya belum satu lembar penuh, sehingga perlu uji lanjutan agar bisa dijual," kata Saskia, dikutip dari laman resmi ITB, Selasa, 26 November 2024.

Inovasi penggunaan bonggol jagung dan cangkang telur muncul dari ketertarikan tim ini terhadap limbah organik. Saskia, misalnya, berpengalaman magang di tempat yang mengurusi sampah organik. Adapun Devina dan Flavia pernah mengikuti lomba esai tentang limbah organik.

Latar belakang masalah yang mereka usung adalah banyaknya pohon yang harus ditebang untuk pembuatan tisu kertas. Produsen cenderung mengambil serat kayu dari pohon untuk memproduksi tisu. Padahal, limbah organik yang jumlahnya besar di alam juga bisa dikembangkan untuk membuat produk sejenis, bahkan yang lebih ramah lingkungan.

Tim yang dibimbing oleh Trimurti Hesti Wardini, dosen dari kelompok keahlian Sains dan Bioteknologi Tumbuhan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, mengembangkan tisu ramah lingkungan itu selama sebulan, setelah lolos dari tahap seleksi abstrak dan pengumpulan makalah. Saskia dan kedua temannya memanfaatkan masa liburan antar semester, pada Juli-Agutus 2024, untuk persiapan mengikuti LKTIN 2024.

Pada tahap uji pendahuluan, mereka banyak menguji coba komposisi dan konsentrasi bahan kimia, untuk memperoleh hasil yang paling optimal. Tim ini sempat terkendala keterbatasan waktu. Namun pengalaman ketika menggarap penelitian kecil, praktikum, dan tugas-tugas akademik, menjadi modal ketiga mahasiswi ITB ini untuk bangkit dan memenangkan kompetisi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus