Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menambah alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami atau Warning Receiver System (WRS). Dari 315 lokasi yang akan dipasangi alat baru, 14 di antaranya ada di wilayah Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Padang Panjang, Mamuri, mengungkap itu saat dihubungi dari Padang, Kamis 18 Juni 2020. "Untuk Sumatera Barat akan dipasang 14 WRS dalam bulan ini," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mamuri menjelaskan, BMKG sudah memasang 275 peralatan WRS sepanjang 2008 lalu. Namun karena peralatan masih dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan kantor Lembaga/Kementerian terkait, maka pada 2020 ini BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi.
Di wilayah ini, WRS baru akan dipasang di Pusdalops Kota Padang, Pusdalops Provinsi Sumbar, Kantor BPBD Provinsi, Angkasapura BIM, BPBD Kota Pariaman, BPBD Kabupaten Solok, BPBD Limapuluh Kota, Stageof PPI, BPBD Kabupaten Agam, dan BPBD Kabupaten Pasaman.
"Kemudian BPBD Kabupaten Pasaman Barat, BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, BPBD Kabupaten Solok Selatan, dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai," ujar dia.
Mamuri juga mengatakan sejak 2015, di Sumatera Barat sudah terpasang empat peralatan WRS dan 12 Digital Video Broadcast (DVB). "WRS generasi terbaru ini tentu juga menggunakan teknologi terbaru dengan nama WRS NewGen,” katanya.
Perbedaan WRS ini dengan WRS sebelumnya yaitu terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi secara real time. Harapannya, dapat meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat Jakarta ke kantor unit pelaksana teknis BMKG, Pemerintah Daerah, Lembaga/Kementerian, Media, dan lembaga lain yang terkait penanganan bencana.
Suasana Hotel Ambacang sepekan pascagempa, di Padang, Sumatera Barat, Kamis (8/10). Sepekan pascagempa sebanyak 739 orang dinyatakan tewas, dan 296 masih dinyatakan hilang. ANTARA/Ismar Patrizki
"Kami berharap dengan adanya percepatan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami ini dapat mempercepat respon dalam penanganan bencana, sehingga memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana," kata dia.
Mamuri menerangkan, di Sumatera Barat sepanjang setahun terakhir tercatat 37 kali digoyang gempa. Wilayah ini tergolong rawan karena satu dari 13 segmentasi sumber gempa megathrust, yakni megathrust Mentawai ada di sini.
Sedang dari 295 segmentasi sesar aktif, empat diantaranya merupakan segmen aktif yang berada di wilayah Sumatera Barat. Itu belum termasuk tiga segmen yang bagian ujungnya berada di perbatasan wilayah Sumatera Barat.
"Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," ujar Mamuri.