Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) Inggris melaporkan pihaknya tidak menemukan bukti bahwa alkohol berpengaruh pada kemanjuran vaksin Covid-19. Hal itu muncul menanggapi pro kontra di media sosial mengenai konsumsi alkohol setelah disuntik vaksin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat ini tidak ada bukti bahwa meminum alkohol mengganggu kemanjuran vaksin Covid-19,” ujar pihak MHRA, seperti dikutip Daily Mail, Selasa, 4 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, lembaga independen penggunaan alkohol Drinkaware menyarankan adanya bukti bahwa minum alkohol dalam jumlah banyak dapat mengganggu respons tubuh terhadap vaksin yang digunakan di Inggris. Kabar tersebut beredar sejak Januari 2021.
Fiona Sim, kepala penasihat medis di Drinkaware, menyarankan agar setiap orang mempertimbangkan untuk tidak minum selama dua minggu setelah vaksinasi. Dia menekankan betapa pentingnya bagi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.
“Kami tahu bahwa sejak awal pandemi tahun lalu antara seperlima dan sepertiga orang telah minum lebih banyak dari biasanya,” tutur Sim.
Jadi, sejauh menyangkut alkohol, Sim menyarankan agar mempertimbangkan untuk tidak minum selama dua hari sebelumnya, dan hingga dua minggu setelah divaksinasi. Tujuannya, untuk mencoba memastikan sistem kekebalan tubuh dalam kondisi terbaik untuk merespons vaksin dan melindungi seseorang.
Hal tersebut senada dengan penasihat kesehatan Rusia yang mengatakan kepada orang-orang untuk tidak minum alkohol dua minggu sebelum atau enam minggu setelah dosis Sputnik pertama mereka pada bulan Desember 2020 lalu.
Menulis di Twitter, jurnalis New Statesman Rachel Cunliffe bertanya kepada para pengikutnya apakah ada yang 'berpegang teguh' pada saran Drinkaware. “Apakah ada sains yang valid yang mendukungnya atau apakah itu hanya pesan kehati-hatian umum?” cuit Cunliffe.
Beberapa penelitian sebenarnya menunjukkan sedikit alkohol dapat meningkatkan kekebalan dalam jangka panjang dengan mengurangi peradangan. Minum alkohol dalam jangka waktu lama diketahui dapat menekan sistem kekebalan tubuh, tapi belum dikaitkan dengan penurunan respons tubuh terhadap vaksin.
“Belum ada penelitian yang menyelidiki keefektifan vaksin AstraZeneca atau Pfizer setelah minum alkohol secara spesifik,” kata Eleanor Gaunt, peneliti di Roslin Institute of Edinburgh University, Inggris.
Ilhem Messaoudi, direktur Pusat Penelitian Virus di University of California, berbicara kepada New York Times tentang efek alkohol pada respons kekebalan. “Orang yang minum secukupnya—tidak lebih dari dua gelas sehari untuk pria atau satu gelas sehari untuk wanita—tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Satu gelas minuman setara dengan 12 ons bir, lima ons anggur, delapan ons minuman keras malt dan 1,5 ons minuman keras atau minuman keras suling berkadar 80. Menurutnya, jika seseorang benar-benar peminum sedang, maka tidak ada risiko minum-minum di sekitar waktu suntikan vaksin Covid-19. “Tapi tetap waspadalah terhadap apa sebenarnya arti minum sedang itu,” tutur Messaoudi.
DAILY MAIL | NEW STATEMAN
Baca:
Bukan Vaksin, KIPI Sebut Guru Lumpuh Setelah Vaksinasi Covid-19 Akibat GBS