Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Majelis Profesor Riset mengukuhkan empat peneliti di lingkungan BRIN sebagai profesor riset di Jakarta, Rabu, 28 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keempat peneliti tersebut adalah Fariduzzaman dari Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains; Anugerah Widiyanto dari Direktorat Kebijakan Pembangunan Manusia, Kependudukan, dan Kebudayaan; Jarot Raharjo dari Pusat Riset Material Maju; dan Rizal Alamsyah dari Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi. Pengukuhan kali ini merupakan yang ketiga kalinya di 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bertepatan dengan Presidensi G20, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan pengukuhan itu menjadi momentum penting sebagai wujud peran aktif BRIN di bidang riset dan inovasi.
“Sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia, maka BRIN menjadi representasi untuk Indonesia di bidang riset dan inovasi. Karena itulah perlu didorong untuk menjadikan indonesia sebagai hubungan kolaborasi,” ujar Handoko, Rabu.
Fariduzzaman, pakar aerodinamika, dalam orasinya menyampaikan pengembangan teknologi pengujian aerodinamika dan aeroelastika untuk rancang bangun jembatan bentang panjang.
Inovasi yang dibawa menerapkan metoda Zimmerman untuk analisis flutter yang lebih cepat dan akurat serta penggunaan kurva 3 dimensi. Kegiatan dimulai intensif sejak Uji Model Jembatan Suramadu dan kini telah berhasil diterapkan untuk pengujian lebih dari 17 model jembatan bentang panjang yang dibangun di Indonesia.
Dengan adanya fasilitas pengujian di dalam negeri, ujarnya, semua pengujian aerodinamika dan aeroelastika sudah tidak perlu dilakukan di luar negeri sehingga dana pembangunan dapat dihemat.
Menurutnya, teknologi pengujian akan terus berkembang di masa depan, dengan makin berkembangnya teknologi rancang bangun dan adanya teknologi kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT).
Di bidang manajemen teknologi, Anugerah Widiyanto menyoroti pemanfaatan biomassa untuk mendukung swasembada energi dan agroindustri berkelanjutan. Selain itu, biofuel yang diproduksi di perkebunan tropis digunakan untuk substitusi konsumsi energi fosil dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terkait dengan produksi dan transportasi.
Inovasi metode Life Cycle Assesment (LCA) dikembangkan untuk merancang dan mengevaluasi sistem pemanfaatan biomassa sesuai dengan karakteristik area target dan memastikan keberlanjutan jangka panjang dengan tetap mempertahankan keunikannya.
Menurutnya, kebaruan dengan metode LCA telah diterapkan pada agroindustri kelapa sawit, tebu, tapioka, nanas, karet, dan akasia dalam upaya pengurangan emisi GRK, serta mendukung tercapainya target Net Zero Emission NZE pada tahun 2060.
Tantangan ke depannya adalah masalah transparansi data, yang perlu mendapat perhatian untuk peningkatan kualitas penelitian LCA.
Jarot Raharjo, yang merupakan pakar bidang teknik material, dalam orasinya menyampaikan tentang pengembangan keramik maju berbasis logam tanah jarang (LTJ) untuk fuel cell dan baterai sebagai energi yang ramah lingkungan.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki mineral LTJ yang belum dimanfaatkan optimal. “LTJ digunakan sebagai bahan keramik maju untuk EBT dan teknologi energi bersih,” ujarnya.
Keramik maju adalah keramik berkinerja tinggi, yang mengkombinasikan pengendalian kimiawi dan sengaja dirancang mikrostrukturnya sehingga menghasilkan bahan yang memiliki sifat yang unik.
Selain itu, pengembangan aplikasi LTJ dapat mendukung program pemerintah yang disampaikan oleh Presiden RI pada COP-26 dalam memenuhi net zero emission pada tahun 2060 melalui penerapan teknologi energi bersih.
Sedangkan Rizal Alamsyah, pakar bidang konversi biomassa, menyampaikan orasi tentang inovasi reaktor static mixer dan pencucian kering biodiesel yang menghasilkan efisiensi energi transesterifikasi dan penurunan biaya pengolahan biodiesel. Kebaruan tersebut dapat menyingkat waktu pengolahan biodiesel dan pencuciannya tanpa menggunakan air panas.
Salah satu aplikasi dari inovasi tersebut yakni pembuatan pelet dari biomassa hasil pertanian dan perkebunan menjadi bahan bakar padat yang mudah dikemas, ramah lingkungan, serta dapat dikonversi menjadi gas sintetis yang digunakan untuk pemasakan dan pengeringan.
ZAHRANI JATI HIDAYAH
Baca:
Yuk Lihat Riset dan Teknologi Baru di BRIN InaRI Expo 2022
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.