Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

4 April 2024 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Erik Prasetyo tengah mengembangkan metode daur ulang baterai litium. Pengembangan Erik ini diklaim lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Hasil penelitian menunjukkan, metode baru ini mampu mencapai tingkat perolehan litium lebih tinggi, mengurangi penggunaan sumber daya berharga, dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit,” kata Erik dalam sebuah diskusi daring seperti dikutip dari BRIN pada Kamis, 4 April 2024.

Metode baru ini adalah penggunaan ekstraksi selektif untuk memisahkan litium dari logam lain. Juga penggunaan pelarut ramah lingkungan seperti air dan memanfaatkan teknik ekstraksi fasa padat. Tujuannya peningkatan konsentrasi litium.

Anggota pada Kelompok Riset Peningkatan Nilai Tambah Mineral Logam Dasar Mulia ini menjelaskan, tema pemisahan dan pemurnian litium sebagai perkembangan terbaru dalam teknologi daur ulang baterai.

Perolehan litium dalam proses daur ulang baterai saat ini masih rendah dan belum memenuhi syarat sebagai prekursor untuk produksi katoda baterai. Proses daur ulang juga boros air dan bahan kimia, serta menghasilkan limbah berbahaya.

Adapun metode baru yang disodorkan Erik memiliki potensi peningkatan efisiensi dan keberlanjutan daur ulang baterai litium. Serta membantu memenuhi permintaan litium yang terus meningkat. "Saat ini kontribusi daur ulang terhadap produksi litium global masih sangat minim," ucap Erik.

Karena itu, dirinya menekankan tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Pertama, daur ulang membantu melestarikan sumber daya alam, karena litium merupakan sumber daya alam yang terbatas. Sehingga, mengurangi kebutuhan akan penambangan litium baru.

Kedua, daur ulang dapat mengurangi dampak lingkungan, karena baterai litium mengandung bahan berbahaya yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

“Ketiga, daur ulang juga meningkatkan ketahanan energi dengan memperluas pasokan litium untuk produksi baterai secara keseluruhan,” kata Erik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Avit Hidayat

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus