Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Cari muka, di mana saja

Sharp mengembangkan kamera untuk mengenali wajah penjahat di tempat umum, kantor, bank. polisi bisa akurat mencocokkan wajah orang dengan gambar penjahat yang direkamnya.

11 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TENTU fatal akibatnya bila polisi salah tangkap gara-gara wajah orang itu mirip penjahat yang diburu. Kasus yang bukan sekali dua terjadi itu mungkin bakal dicegah bila polisi memakai teknologi RTAFTS (real-time auto face-tracking system) atau pencari muka otomatis. Itulah teknologi yang baru-baru ini ditemukan Sharp Corporation. Dan sampai saat ini agaknya baru raksasa elektronik Jepang itulah yang berhasil mengembangkan teknologi mutakhir untuk mencari muka. Namun, perusahaan yang berdiri 1958 itu belum sampai tahap menyebarluaskan temuannya. ''Alat pencari muka ini bisa membedakan wajah orang dengan tingkat keberhasilan 95 persen,'' kata sumber TEMPO di bagian penelitian dan pengembangan perusahaan yang karyawannya 22.700 orang ini. Artinya, alat itu bisa memastikan 95 dari 100 wajah yang disodorkan secara akurat. Teknologi ini dikembangkan karena setiap orang memiliki wajah yang berlain-lainan. Biarpun orang kembar yang menurut mata telanjang mirip, alat ini bisa membedakan mana si A dan mana si B. Tapi, bagaimana mencari seseorang di antara kerumunan, bila mereka itu punya wajah mirip dan dengan dandanan yang persis pula? Dengan teknologi pencari muka RTAFTS, wajah seseorang akan direkam gambarnya melalui kamera video CCD (charge coupled device). Sinyal luminasi dari gambar (wajah orang) yang mula- mula tersusun analog diubah menjadi sinyal digital lewat transduser A/D. Lalu sinyal itu dikirim ke sirkuit penjejak otomatis untuk dianalisa. Layar monitor di sirkuit itu akan menayangkan wajah orang yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal. Garis vertikal membagi wajah di antara dua mata, sedang garis horizontal mendatar pada hidung dan pipi. Dengan informasi dua garis itu, ciri-ciri khas orang akan menonjol. Sebab, setiap orang memiliki dua garis tegak lurus yang berbeda. Informasi dari sirkuit penjejak otomatis itu dikirim ke mikrokomputer pengontrol. Di situlah informasi wajah itu akan dicocokkan dengan dengan informasi wajah seseorang tertentu yang sudah dimasukkan sebelumnya sebagai data di mikrokomputer. Bila memang sama orangnya, bekerjalah mikrokomputer pengontrol itu menjadi moda yang mengejar wajah orang itu. Berikutnya, moda akan menggerakkan sirkuit zoom elektronik dalam eksperimen Sharp ini pembesarannya dua kali lipat lalu menuntun kamera video sehingga mudah mengejar gerak-gerik orang. Kalau orang yang dicari itu bergerak ke kanan, secara otomatis kamera video pun akan menengok mengikutinya. Dan rekamannya secara runtut, real-time, ditampilkan di layar monitor. Kalau wajah yang tertangkap komputer itu ternyata penjahat, polisi bisa segera turun untuk meringkusnya. Alat pencari muka ini juga tak bakal kewalahan bila yang dicarinya berlari cepat. ''Tak jadi soal: Cepat atau lambat gerak orang itu, ataupun bila wajah itu hanya digambar di atas kertas atau foto, teknologi ini tak bakal salah paham,'' kata seorang staf Sharp di kantor cabang Tokyo. Juga bila informasi wajah itu hanya dari foto atau poster. Alat itu dijamin akurat. Hanya saja, namanya juga teknologi yang baru dikembangkan. Ada pula beberapa kelemahannya. Misalnya saja, alat ini akan bengong bila diminta menjejaki seseorang di dalam ruangan gulita, tak ada cahaya seberkas pun. Soalnya, ujar sumber TEMPO di litbang Sharp itu, teknologi RTAFTS baru bisa menangkap, membedakan, lalu mengejar wajah seseorang bila ada berkas cahaya, sedikitnya 7 lux (lilin). Begitu pula keandalan teknologi ini dalam soal jarak. Menurut sumber itu, RTAFTS baru mampu membedakan dan mengejar dengan tepat wajah orang yang jaraknya antara 0,3 dan 1,5 meter dari kamera. ''Kalau jaraknya lebih dari itu, alat ini belum bisa mencatat probabilitas hingga 95 persen itu kendati tetap bisa membedakan dengan tingkat ketepatan berapa puluh persen saja,'' katanya. Belum jelas kapan Sharp akan menjual produk temuannya ini ke pasar. Menurut seorang stafnya, Sharp akan mengembangkan kemampuan teknologi ini terlebih dahulu. Bisa jadi Sharp akan membuat kamera video yang secara otomatis mencari wajah seseorang di tengah keramaian, sehingga, misalnya, seorang ayah tak perlu panik lagi mencari anaknya yang tertelan keriuhan pasar malam. Sebab kamera video itu secara otomatis akan menjejaki segala gerak-gerik si anak. Bisa pula teknologi ini nantinya digunakan sebagai kamera penjaga di bank, supermarket, atau berbagai kantor yang memerlukan keamanan tinggi. Dengan berbagai wajah penjahat atau pengutil yang direkamnya, kamera akan mengikuti manakala orang yang dicurigainya masuk ke wilayah yang dijaganya. Tentu, polisi tinggal meringkusnya bila penjahat itu beraksi. Selain itu, Sharp juga sedang mengembangkan penerapan teknologi ini dalam bidang telepon dan televisi. Namun, belum dirinci seperti apa sistem kerjanya. Juga, ada kemungkinan teknologi RTAFTS ini dipakai untuk menuntun peluru kendali mini yang mampu mengejar seseorang yang jadi sasaran tembak. Namun, kata pejabat Sharp itu, perusahaan itu belum terpikir memanfaatkannya ke sana. ''Kalau kemampuan jangkauannya cuma 1,5 meter, lebih praktis datangi sendiri musuh itu dan tonjok dengan tangan,'' katanya. Tak perlu peluru kendali berhulu ''cari muka'', kan.Seiichi Okawa (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus