MALU pakai kondom, malu-maluin, kata orang Betawi. Urusan yang bikin malu ini kini di India tengah digedor, terutama dalam upaya menghadang mewabahnya penyakit AIDS. Sebab, menurut suatu riset, 75% remaja pria ''pejajan'' ternyata tidak paham dengan benda ini. Lebih dari itu, mereka bahkan malu membelinya. Sampai-sampai pernah dilakukan distribusi kondom gratis pada para sopir truk, karena mereka dianggap potensial sebagai agen si penyakit laknat. Tapi tampaknya langkah itu belum mangkus. Jadi, untuk memasyarakatkan kondom, mulai pekan ini dipasang mesin otomatis pengecer kondom di 15 tempat seantero Kota Bombay. Misalnya, di ruang tunggu bioskop, di toilet umum, serta pelbagai tempat umum lainnya. Langkah ini, menurut laporan Navraj Gandhi dari TEMPO, terbilang sebuah revolusi dalam masyarakat konservatif India. Kondom buatan J.K. Chemicals ini dipasarkan DKT India sebuah organisasi nirlaba, dengan merek Zaroor (''Harus''). Harganya cuma 1 rupee sebuah. Pada bungkusnya ada petunjuk dalam bahasa Hindi dan Inggris, disertai gambar. Seperti diungkapkan Gail Singh, kehadiran mesin pengecer kondom tadi diharapkan dapat menjawab gaya mereka yang masih kemalu-maluan. Kini media cetak dan elektronik sudah berani menampilkan iklan kondom. Tak terbayangkan sebelumnya iklan semacam itu bisa muncul di layar TV dan majalah terkemuka India. Sebagian besar ingin menggedor mereka yang masih malu membeli kondom. Pemasangan mesin otomat pengecer kondom itu untuk pertama kali dicoba di Bombay, sebuah kota yang dianggap lebih kosmopolitan dibandingkan Delhi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini