Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pitoyo Hartono, salah satu pimpinan proyek Gundam Global Challenge yang membuat robot Gundam raksasa bergerak, menceritakan awal mula ketertarikannya di dunia robotik. Pitoyo adalah profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang.
Baca: Robot Gundam Prof Pitoyo Selesai 2020, Volume 1.000 Kali Manusia
"Cita-cita saya sejak kecil ingin membuat Doraemon. Saya terobsesi sekali dengan Doraemon, karena ada sesuatu yang menarik, dia bisa berinteraksi yang sangat luwes dengan Nobita. Saya ingin membuat mesin yang bisa berinteraksi dengan manusia. Saya ingin membuat alat yang diinginkan oleh Doraemon," ujar Pitoyo dalam acara yang digelar Nodeflux bertajuk "Mechamorphosis: AI Brings Gundam to Life" di Jakarta, Senin malam, 25 Maret 2019.
Pria asal Surabaya itu bersama Shuji Hashimoto, profesor bidang fisika terapan dari Waseda University selaku pimpinan tim, bertanggung jawab membuat rancang bangun teknologi agar robot Gundam seukuran asli bisa bergerak.
Berkat keduanya, Gundam sebentar lagi bukan hanya ada dalam serial animasi, tapi juga akan ada di dunia nyata. Selain Pitoyo dan Hashimoto, tim juga terdiri dari anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro, dan Creative Technical Director Seiichi Saito.
"Tertarik dengan Doraemon sejak SD. Saya katakan tadi bahwa Doraemon itu sangat menarik dia bisa berinteraksi secara luwes dengan Nobita, tanpa Nobita melihat manualnya dia, tidak tahu desain Doraemon itu seperti apa," kata Pitoyo. "Dia robot yang bisa beradaptasi dengan sekelilingnya dan ternyata orang sekelilingnya bisa beradaptasi dengan dia."
Saat ini robot Gundam prosesnya sudah sekitar 20 persen sampai 30 persen. Robot Gundam ditargetkan selesai sekitar setelah Olimpiade Tokyo atau Oktober 2020 dan akan dipamerkan selama satu tahun di Yokohama. Menurut Pitoyo, tujuan dari membuat robot ini, bukan karena finansial. Namun, ini adalah salah satu proyek yang ingin mempromosikan teknologi dan sub powernya Jepang dan sebagainya.
"Proyek itu bertujuan untuk menjembatani antara science fiction dan science. Hal ini bagi saya dan Hashimoto adalah tantangan dari science fiction terhadap scientist. Dan akan banyak melibatkan berbagai bidang ilmu seperti teknik dan unsur seni," ujar Pitoyo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Simak artikel lainnya tentang robot Gundam raksasa dan Profesor Pitoyo di kanal Tekno Tempo.co.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini