Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Kementerian Kesehatan menyatakan sudah ditemukan kasus baru subvarian Omicron di Indonesia, BN.1. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan sudah ada 20 kasus infeksinya yang tersebar di beberapa provinsi per Jumat 9 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, Siti Nadia meminta masyarakat tetap tenang dan menjaga protokol kesehatan menghadapi kabar baru ini. Apalagi di pengujung tahun yang memiliki banyak acara mengundang kerumunan serta liburan Natal dan Tahun Baru. “Tetap pakai masker, vaksin booster 1 dan lansia vaksin booster kedua,” tulis Siti lewat pesan singkat, Jumat 9 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Sabtu pagi, 10 Desember 2022, terdengar kabar kenaikan kasus BN.1 di Jakarta, namun Siti menyatakan masih berpegang pada data sebelumnya. “Kita baru sesuai angka kemarin ya,” kata Siti.
Data tersebut adalah DKI Jakarta dengan 9 kasus, Jawa Tengah (5), Kepulauan Riau (3), Sumatra Utara (1), Kalimantan Barat (1) dan Kalimantan Selatan (1). Ia juga menyatakan bahwa semua pasien sudah sembuh.
Subvarian Omicron BN.1 Global
Subvarian Omicron BN.1 merupakan turunan dari subvarian Omicron BA.2. Dikutip dari nzherald.co.nz, para ahli mencatat subvarian Omicron BN.1 terdata telah menginfeksi 100 orang di Amerika Serikat. Tetapi, angka sebenarnya dari kasus infeksi subvarian tersebut diyakini jauh lebih besar.
Subvarian Omicron BN.1 telah terdeteksi di lebih 30 negara lainnya, termasuk Australia, Inggris, India, hingga Austria. Para ahli menduga subvarian baru ini sangat menular dibandingkan subvarian Omicron atau varian Covid-19 lainnya. Diduga bahwa subvarian ini dapat menghindari sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan penyebaran lebih mudah terjadi.