Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dari kolam timbul listrik

Israel telah membuktikan bahwa kolam surya dapat dijadikan pembangkit tenaga listrik. tehnologinya sederhana hingga amerika serikat akan mengembangkannya secara besar-besaran.(ilt)

17 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN kolam di pekarangan, hawa menjadi sejuk dan pemandangan bertambah nyaman. Ia juga punya potensi ekonomis bila ditanami ikan. Tapi kolam dangkal itu juga memiliki potensi untuk membangkitkan listrik. Ini pertama kali didemonstrasikan Israel setahun lalu. Di perkampungan Eik Bokek, pantai selatan Laut Mati, puluhan lampu sorot dinyalakan, menerangi hadirin dalam suatu upacara peresmian. Yang mengagumkan orang bahwa listrik untuk itu berasal dari sebuah kolam buatan yang dangkal. Teknologinya sederhana. Suatu badan air seperti kolam dangkal, misalnya, sepanjang hari menyerap panas sinar matahari. Lapisan air di dasar menjadi panas. Akibatnya air itu -- karena panas menjadi ringan -- naik ke permukaan kolam, menggantikan air dingin yang pada gilirannya turun karena lebih berat. Air yang baru naik itu melepaskan panasnya ke udara di atas permukaan kolam. Karena kemudian air itu kembali dingin, ia siap menggantikan air panas yang menyusul dari dasar. Daur ini dinamakan orang arus konveksi. Tapi justru daur alamiah ini tidak ada gunanya untuk membangkitkan listrik. Untuk itu arus konveksi harus ditekan, dan mencegah air panas di dasar naik ke permukaan. Salah satu cara ialah melarutkan garam -- terkadang sampai 25% -- ke lapisan bawah itu hingga airnya menjadi berat. Karena beratnya, air itu tak bisa naik, meski berangsur bertambah panas. Bahkan suhunya bisa melebihi titik didih air (100ø C). Karena tidak ada air yang naik, air dekat permukaan yang jauh lebih rendah suhunya, tak sempat turun. Ini juga penting, karena air itu berfungsi sebagai lapisan pelindung agar panas yang terkandung dalam lapisan bawah tidak terlepas. Barulah dengan pelapisan semacam itu sebuah kolam bermanfaat untuk menghasilkan listrik. Pelapisan air yang berbeda kejenuhan garamnya sebetulnya hanya bisa dilaksanakan di sebuah kolam buatan yang dangkal. Kolam dangkal alamiah yang airnya asin memang terdapat di beberapa tempat di dunia. Selain di Israel, juga di Amerika Serikat, Hungaria, Venezuela, dan bahkan di Kutub Selatan. Tapi pelapisan seperti yang dibutuhkan tidak terdapat dalam badan air alamiah itu. Ini karena airnya selalu teraduk oleh angin dan gelombang, apalagi jika permukaannya luas seperti halnya di Laut Mati, Israel. Namun badan air yang asin itu tetap bermanfaat untuk mensuplai garam yang diperlukan kolam buatan. Dengan kolam buatan, atau bagian danau alamiah yang dibendung, pelapisan itu dapat dikendalikan dan menyesuaikan kejenuhan tiap lapis dengan kebutuhan. Air yang relatif lebih tawar secara sinambung ditambahkan pada permukaan, mengimbangi jumlah air yang menguap dari permukaan. Untuk menghasilkan listrik, air panas dari dasar kolam surya dlpompakan ke dalam kumparan pipa alat penukar panas (heatechanger). Kumparan pipa itu dikelilingi suatu cairan dengan titik didih rendah, misalnya, seperti freon yang digunakan dalam lemari es. Panas dari air kolam mengubah cairan itu menjadi uap bertekanan rendah. Uap ini kemudian menggerakkan kincir sebuah turbin yang memang dirancang untuk bergerak dengan uap bertekanan rendah. Perputaran turbin itu menjalankan sebuah generator yang menghasilkan listrik. Uap bekas, yang memutar turbin tadi, tersalur ke dalam kumparan pipa alat penukar panas lain. Di sini uap itu kembali berubah menjadi cairan, didinginkan oleh air lapisan atas -- yang dingin -- kolam surya itu. Kemudian cairan itu kembali dipompakan ke penukar panas pertama dan, setelah kembali menjadi uap, mengulangi daur tadi. Tak ada bahan yang terbuang karena cairan itu bergerak dalam saluran tertutup rapat, sedang air dingin dan panas dari kolam surya dikembalikan ke lapisan masing-masing. Luas kolam di Eik Bokek 6.500 mÿFD (0,65 ha) dan dalamnya 2,5 m. Kolam ini menghasilkan 150 kilowatt listrik. Untuk menghasilkan listrik lebih banyak, luas kolam itu harus lebih besar. Tapi ini menimbulkan problem terbentuknya gelombang oleh angin yang merusak pelapisan. Ini mengurangi efektivitas kolam surya itu sebagai alat penyerap panas matahari. Tapi -- menurut Harry Tabor, ahli fisika yang memimpin tim ahli Program Tenaga Kolam Israel -- hal ini dapat diatasi dengan melintasi permukaan kolam itu dengan sejumlah pelampung plastik. Para ahli di Israel kini memikirkan pembuatan sebuah kolam surya yang berkapasitas 5 megawatt. Mereka yakin dapat mengatasi problem yang timbul akibat meningkatnya luas permukaan. Bahkan mereka mempertimbangkan kemungkinan menaburi seluruh pantai barat Laut Mati itu dengan kolam surya hingga sepertiga kebutuhan listrik Israel dapat dipenuhinya. Keberhasilan Israel itu akan diimpor Amerika Serikat. Misalnya, perusahaan listrik Southern California Edison dan Jet Propulsion Laboratory dari Institut Teknologi di California, bekerja sama dengan Ormat Turbines, perusahaan Israel yang memproduksi turbin khusus yang bergerak dengan uap tekanan rendah. Konsorsium itu sedang melakukan suatu studi kelayakan. Dengan dana US$650.000 (Rp 406 juta), mereka mempelajari kemungkinan membuat suatu kompleks kolam surya di Salton Sea, California, yang akan menghasilkan 600 megawatt listrik. Studi ini diharapkan selesai pertengahan 1981. Disain dan konstruksi prototipenya, menurut rencana, dilaksanakan awal tahun 1982 dengan luas kolam 1 kmÿFD. JIka tidak ada halangan, konstruksi kompleks itu seluruhnya dilaksanakan dalam tahun 1985 dengan luas permukaan air total 116 kmÿFD.1 Agak Berlainan Berapa harganya? Menurut ahli dari Ormat Turbines, kolam surya berkapasitas 5 mengawatt yang mereka rencanakan akan berharga sekitar US$ 10 juta (Rp 6,25 milyar) dan menghasilkan listrik dengan harga US$ 0,07 (Rp 43,75) per kilowattjam. Ini hampir sama dengan harga listrik yang dihasilkan pembangkit yang memakai batubara. Menurut para ahli di Orma itu, AS bagian barat punya potensi menghasilkan lebih 20.000 megawatt listrik melalui kolam surya. Saat ini di Utah, AS, sedang ditunggu persetujuan Kongres untuk menggunakan dana US$1,2 juta (Rp 750 juta) bagi pembangunan sebuah proyek kolam surya seperti yang direncanakan di Salton Sea. Proyek Utah itu direncanakan di Great Salt Lake, danau garam besar. Bila selesai tahap pertama, ia akan menghasilkan 300 sampai 500 kilowatt listrik. Ini secara bertahap akan dikembangkannya mendekati kapasitas di Salton Sea, California. Ada juga rencana pembangunan kompleks kolam surya di Imperial Valley, California, yang bakal menghasilkan 5 megawatt listrik. Lokasi lain juga sedang diteliti seperti di sekitar Teluk San Fransisco. Mungkin agak berlebihan, tapi para ahli berkeyakinan teknologi baru itu nantinya bisa mengisi sampai 12% kebutuhan akan energi di Amerika Serikat. Bahkan lebih dari itu di berbagai negara Dunia Ketiga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus