Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program antariksa Cina kini berada di antara yang paling maju di dunia. Negara ini bolak balik melakukan peluncuran roket setiap tahunnya, melampaui jumlah di negara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cina tak hanya meluncurkan roket membawa satelit, tapi juga misi berawak ke orbit Bumi, eksplorasi ke Bulan, hingga yang sedang dilakukan: mengorbit Mars dan membangun sebuah stasiun antariksa sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik perkembangan pesat kemampuan teknologi dirgantara dan antariksanya itu, sayangnya, Cina telah mengabaikan beberapa ketentuan peluncuran roket. Bukan hanya absen untuk kemampuan mengendalikan proses re-entry roket bekas pakai, Cina rupanya tak mengikuti ketetapan situs peluncuran yang sebaiknya berada jauh dari permukiman.
Lokasi ideal situs peluncuran roket adalah di laut. Tujuannya, menjauhi risiko bahaya dari aktivitas peluncuran. Selain juga mencegah dampak pelepasan roket pendorong tahap pertama dan kedua dari setiap peluncuran. Tahap-tahap itu biasanya dilakukan tak lama setelah roket berhasil mengangkasa tapi masih di bawah atmosfer Bumi.
Pengabaian ketentuan itu oleh Beijing telah berbuah sejumlah kejadian mengerikan ketika roket-roket pendorong beberapa kali jatuh menimpa desa. Satu kejadian pada 2019, misalnya, menimpa sebuah desa tak jauh dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang. Desa itu menjadi 'tumbal' dari peluncuran mulus roket pembawa sepasang satelit Beidou.
Situs arstechnica.com mencatat peristiwa itu bukan yang pertama. Kejadian paling terkenal adalah pada 1996 lalu ketika roket, saat itu generasi Long March-3B, tiba-tiba melintir setelah diluncurkan dan jatuh di pedesaan. Laporan resmi pemerintah Cina kala itu menyebut enam orang tewas karenanya--meski sumber-sumber media Barat berspekulasi jumlah korban tewas sampai ratusan orang.
Update final identifikasi sampah antariksa yang ditemukan di pantai selatan Kalimantan Tengah pada Senin 4 Januari 2021. Badan Antariksa Nasional Cina mengkonfirmasi kepemilikannya tapi itu bukan badan roket. (LAPAN)
Cina memang tidak seperti negara lainnya yang memilih kawasan pantai untuk situs-situs peluncuran roketnya. Cina justru membangun tiga pusat peluncuran utama jauh dari perairan karena ketegangan Perang Dingin negara itu dengan Amerika Serikat maupun Uni Soviet pada masanya. Cina membangun di pedalaman dengan alasan keamanan.