Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penghuni Cagar Alam Gunung Tilu Kabupaten Bandung bertambah. Sebanyak tiga ekor primata jawa dilepasliarkan ke sana, Kamis, 14 Maret 2019. Satwa yang dilepaskan yaitu sepasang owa jawa (Hylobates moloch) dan seekor surili (Presbytis comata) jantan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelepasliaran itu dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bersama The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP). Kerja samanya telah dijalin selama delapan tahun ini.
“Untuk upaya konservasi primata endemik jawa dan habitatnya,” kata Kepala Perawat Satwa Aspinall Foundation, Sigit Ibrahim.
Sepasang owa jawa berumur sekitar empat tahun merupakan hasil sitaan BBSKDA DKI Jakarta yang dipindahkan ke BBKSDA Jabar pada 9 November 2017. Seekor surili jantan yang juga diperkirakan berusia empat tahun, merupakan hasil penyelamatan BBKSDA Jawa Barat.
Owa jawa yang ikut dilepas liarkan di Gunung Tilu Kabupaten Bandung, Kamis, 14 Maret 2019. (Dok.Aspinall)
Ketiga ekor satwa primata itu sebelum dilepasliarkan telah melalui proses rehabilitasi selama dua tahun di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa di kaki Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Sebelumnya BBKSDA Jabar dan Aspinall sampai akhir 2018 telah melepasliarkan 57 ekor primata jawa. Rinciannya sebanyak 33 ekor owa jawa, 12 ekor surili dan selusin lutung.
Beberapa primata yang dilepasliarkan tersebut masih dipantau tim. Dari hasil pengamatan, diketahui mereka berhasil hidup dan beradaptasi dengan habitatnya. Bahkan ada yang berhasil melahirkan keturunan yaitu dua ekor bayi owa jawa dan 3 ekor bayi surili.
Sebelum dilaksanakan pelepasliaran, tim bekerjasama dengan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi melakukan kajian, survei serta penelitian aspek ekologi, sosial di kawasan pelepas liaran. “Tujuannya untuk memastikan daerah tersebut layak untuk digunakan sebagai area pelepasliaran,” kata Sigit.
Pelepasliaran itu upaya penguatan populasi alami di kawasan yang populasi primatanya tidak besar. Di kawasan Cagar Alam Gunung Tilu yang seluas 8000 ha, jumlah populasi Owa jawa 40-45 individu.