Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gara-Gara Hoax Tsunami, Warga Tulungagung Tinggalkan Pantai

Gara-gara muncul kabar hoax tsunami di Pantai Sine, Tulungagung, Jawa Timur, ribuan orang panik.

21 Juli 2019 | 06.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pantai SIne, Tulungagung. (tulungagung.go.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gara-gara muncul kabar hoax tsunami di Pantai Sine, Tulungagung, Jawa Timur, ribuan orang yang sedang menyaksikan kesenian jaranan di Tempat Pelelangan Ikan panik dan berhamburan meninggalkan pesisir selatan Jawa itu, Jumat malam, 19 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, memastikan isu tsunami yang sempat beredar dan memicu kepanikan warga pesisir Pantai Sine pada Jumat malam adalah 100 persen hoaks.

"Ada yang sengaja memelintir informasi dan imbauan yang disampaikan tim BNPB (Bada Nasional Penanggulangan Bencana Nasional) di lapangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Suroto kepada Antara, Sabtu.

Hoaks tentang tsunami memang sempat mengiringi kedatangan tim Ekspedisi Destana (Desa Tangguh Bencana) yang digelar tim BNPB di sepanjang pesisir selatan Jawa, mulai Banyuwangi di Jatim hingga Pandeglang di Banten.

Saat tim Ekspedisi Destana beranjak dari Tulungagung pada Jumat (19/7), informasi tentang potensi tsunami dan imbauan kewaspadaan menghadapi ancaman tsunami dalam skala besar justru "digoreng" oknum warganet untuk menyebar kabar bohong.

Akibatnya, ratusan bahkan ribuan warga dibuat panik dan meninggalkan arena hiburan jaranan di balai TPI Pantai Sine karena beredar informasi akan ada tsunami maha dahsyat melanda pesisir selatan Tulungagung.

Acara tontonan rakyat yang diprakarsai kelompok mahasiswa KKN itu buyar. Warga semburat menyelamatkan diri ke gunung-gunung dan tempat lebih tinggi.

"Video yang beredar seolah ada ikan-ikan terdampar dengan pantai surut itu adalah video lama. Lokasinya juga bukan di sini (Tulungagung). Kabar tsunami itu hoaks, masyarakat sebaiknya tenang karena sejauh ini bencana tsunami belum bisa diprediksi secara pasti," katanya.

Seorang warga Sine yang dikonfirmasi mengatakan warga mulai panik karena ada yang teriak datangnya tsunami.

Situasi sempat mencekam selama beberapa jam hingga dini hari, sampai akhirnya petugas dan perangkat datang memberi imbauan untuk tenang dan menyatakan bahwa kabar tsunami adalah hoaks.

"Mungkin warga menanggapi berlebihan imbauan dan peringatan dini yang kami lakukan. Ya itu wajar saja akibat kecanggihan media sosial sekarang," kata Suroto.

Dijelaskan, dalam Ekspedisi Destana, total ada 584 desa pesisir yang dikunjungi dan diproyeksikan menjadi desa tangguh bencana, termasuk yang ada di pesisir Blitar, Tulungagung dan Trenggalek.

Di Tulungagung sendiri, ada enam kawasan desa pesisir yang dikunjungi tim Ekspedisi Destana, mulai dari Desa Besole, Besuki, Kalibatur, Ngerjo, Jengglunggarjo dan Keboireng.

Tim bergerak dari Blitar menuju Tulungagung dan disambut di halaman kantor Kecamatan Tanggunggunung.

Sempat dilakukan seremoni penerimaan oleh jajaran BPBD Tulungagung, tim Ekspedisi Destama didampingi relawan desa tangguh bencana melakukan sosialisasi ke kelompok-kelompok warga yang ditemui di seluruh desa pesisir yang dikunjungi.

Hasilnya, meski diklaim efektif dalam menyosialisasikan fakta adanya patahan besar di pesisir selatan Jawa dan potensi terjadinya megathrust  atau gempa besar yang bisa memicu tsunami, penyebaran informasi dan gerakan edukasi itu justru memantik ketakutan berlebihan warga sehingga begitu beredar hoaks tentang akan terjadinya gelombang tsunami, masyarakat termakan. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus