Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Gempa yang mengguncang Pidie Jaya dan Aceh Barat tergolong jenis tektonik kerak dangkal. Berdasarkan pemutakhiran data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), gempa itu bermagnitude 5,0 dan sumber titik gempanya (episenter) berada di darat. Kejadiannya Kamis, 18 Oktober 2018, pukul 11.29.03 WIB.
Baca: Gempa 5,3 M Guncang Aceh Barat, Listrik Padam
Baca: 5 Jenis Longsor Mengancam Saat Musim Hujan dan Gempa
Baca: Gempa Berurutan Guncang Sumba Barat Daya dan Badung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BMKG mencatat episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,7 LU dan 96,17 BT. "Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 58 kilometer arah selatan Kota Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis, Kamis, 18 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedalaman sumber gempa (hiposenter) sejauh 11 kilometer. Berdasarkan episenter dan hiposenter, gempanya tergolong tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake). "Penyebabnya aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Aceh," kata Daryono.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan lindu ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar (strike slip).
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Lhokseumawe, Bireun, Meulaboh, dan Calang dalam skala intensitas II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 11.49 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Simak artikel lainnya tentang gempa Aceh Barat di kanal Tekno Tempo.co.