Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gunung Karangetang yang Sekian Lama Meletus Diturunkan Statusnya ke Waspada

PVMBG mengungkap beberapa alasan menurunkan status aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.

29 November 2023 | 23.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Asap putih keluar dari puncak Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu, 6 Februari 2019. Asap putih bertekanan disertai guguran material vulkanik dari kawah bagian utara masih mendominasi aktivitas erupsi efusif Gunung Karangetang. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengungkap beberapa alasan menurunkan status aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, dari siaga atau level 3 ke waspada atau level 2.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Berdasarkan data pengamatan visual aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menunjukkan penurunan," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Manado, Rabu, 29 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia dalam penyampaian penurunan tingkat aktivitas Karangetang yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, mengatakan, erupsi efusif yang diidentifikasi sebagai lelehan lava dan guguran lava tidak teramati lagi.

Namun demikian, kata dia, kejadian embusan tampak meningkat yang diakibatkan dari pelepasan gas yang masih ada.

Berdasarkan data seismik, jenis gempa guguran yang merupakan indikasi terjadinya erupsi efusif (luncuran lava) sudah menurun. Jika dilihat dari kejadian ini suplai magma telah berkurang.

Data Real Seismic Amplitude Measurement (RSAM) menunjukkan penurunan sejak Senin (27/11). Begitu pula data deformasi (Tiltmeter) terlihat pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan deflasi sehingga aktivitas vulkanik Gunung Karangetang menurun.

Berdasarkan rekaman anomali panas yang terdeteksi oleh citra satelit Terra dan Aqua di permukaan kawah Gunung Karangetang menunjukkan penurunan berada pada level low atau rendah sejak September 2023.

Berdasarkan pengamatan instrumental, kegempaan periode 1-28 November 2023 terekam lima kali gempa guguran, 90 kali gempa embusan, serta 68 kali gempa hybrid atau fase banyak.

Selain itu, 19 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa skala II-IV MMI, dan 192 kali gempa tektonik jauh, serta satu kali gempa tremor menerus.

Dia berharap, warga mewaspadai awan panas guguran. Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat longsor bersamaan dengan keluarnya lava.

Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang, kata dia, terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor.

Gunung Karangetang erupsi efusif pada  Februari 2023, statusnya kemudian dinaikkan menjadi siaga setelah terjadi deretan peningkatan aktivitas vulkanik.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus