Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Guru: Kurikulum Merdeka Menyenangkan bagi Siswa

Guru SD Negeri 005 Sekupang Batam Stefani Anggia Putri mengatakan Kurikulum Merdeka menyenangkan bagi siswa.

17 Februari 2022 | 21.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Cilangkap 01 Pagi, Jakarta, Jumat, 4 Februari 2022. Keputusan ini diambil setelah pemerintah pusat mengizinkan daerah dengan status PPKM Level 2, termasuk Jakarta, untuk menjalankan PTM 50 persen di tengah lonjakan kasus Covid-19. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru SD Negeri 005 Sekupang Batam Stefani Anggia Putri mengatakan Kurikulum Merdeka menyenangkan bagi siswa. Menurut dia, kurikulum tersebut menyenangkan lantaran pembelajaran terpusat pada siswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kurikulum ini menyenangkan bagi siswa, fokus pada pembelajaran, juga terpusat pada siswa,” ujar Stefani dalam webinar yang disiarkan melalui Youtube Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog, Kamis, 17 Februari 2022.


Dia menjelaskan sebelumnya Kurikulum Merdeka tersebut diberi nama Kurikulum Operasional Penggerak. Kurikulum itu awalnya hanya diterapkan untuk sekolah yang termasuk dalam program Sekolah Penggerak saja. Untuk tahap awal hanya diterapkan pada kelas satu dan empat SD.

“Kurikulum ini berbeda dengan Kurikulum 2013. Kalau pada Kurikulum 2013, ada yang namanya kompetensi dasar dan kompetensi inti, tetapi di kurikulum ini diganti menjadi capaian pembelajaran dan dibagi per fase,” terang dia.

Untuk tujuan pembelajaran, jika sebelumnya hanya ada di dalam buku. Pada Kurikulum Merdeka disusun oleh guru. Namun, yang lebih penting adalah sebelum melakukan pembelajaran dilakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu.

Pembelajaran juga dilakukan berbasis proyek. Misalnya, kata dia, semester satu lalu, sekolahnya mengambil tema gaya hidup berkelanjutan dengan belajar mengenai membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah dan mendaur ulang sampah.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Zulfikri Anas meminta agar sekolah tidak terburu-buru menerapkannya. “Intinya harus memahami dahulu, jangan tergesa-gesa untuk memulainya,” kata Zulfikri.

Dalam penerapan kurikulum baru tersebut, Zulfikri mengatakan sekolah akan dibantu dengan Platform Merdeka Mengajar untuk membantu guru dalam mencari referensi dalam mengajar. Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila.

Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar. Platform tersebut bertujuan menciptakan iklim kerja yang positif melalui Jejaring Profesi Guru serta Perencanaan dan Kemajuan Karir. Platform itu menjadi wadah bagi guru untuk menampilkan profil, pengalaman, dan keterampilan profesional, serta mengembangkan portofolio dan kompetensinya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus