Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Haifa - Ilmuwan dari Bonus Biogroup, sebuah perusahaan bioteknologi di utara Kota Haifa, Israel, mengembangkan cara mengubah lemak berlebih menjadi tulang baru. Metode mutakhir ini berguna untuk menggantikan struktur tulang yang hilang atau rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan baru ini diharapkan membantu jutaan orang di seluruh dunia yang menderita penyakit tulang, seperti osteoporosis, infeksi tulang, dan kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada tulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ilmuwan di perusahaan itu menumbuhkan sel-sel lemak dalam perancah yang dibuat sesuai dengan hasil pemindaian tulang pasien. Sel punca dari sel lemak akan mengisi cetakan dan membentuk tulang baru yang menyerupai bagian tulang yang hilang. Prosesnya memakan waktu 2-3 bulan.
"Tubuh pasien tidak akan menolak implan tulang lemak ini karena berasal dari sel tubuhnya sendiri," kata Shai Meretzki, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Bonus Biogroup, seperti dilansir laman berita Xinhua.
Prosedur ekstraksi sel yang digunakan dalam metode ini tidak berbahaya. Metode ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan operasi penggantian tulang yang mengharuskan dokter mengambil sebagian tulang pasien dan mencangkokkannya hingga terlihat semirip mungkin dengan tulang yang diganti. Cara lama ini tentu saja jauh lebih menyakitkan dan memakan waktu panjang, termasuk perawatan pasca-operasi selama beberapa bulan.
Meretzki mengatakan, para pasien yang menjalani prosedur ini terlebih dulu harus menjalani sedot lemak kecil pada perut mereka. Sel lemak dari hasil sedot lemak itulah yang direkayasa menjadi sel tulang baru. "Banyak pasien mendorong kami untuk terus melanjutkan sedot lemak," kata dia.
Butuh waktu lima tahun bagi Meretzki dan timnya untuk mengembangkan inovasi baru di bidang penumbuhan jaringan tersebut. Rencananya, teknologi ini juga dapat diterapkan dalam kedokteran gigi. Banyak kasus implan gigi tidak berjalan sukses karena dokter gigi kesulitan mengambil akar gigi karena kurangnya struktur tulang.
"Dengan teknologi ini, dokter gigi dapat menumbuhkan jaringan tulang di dalam mulut sehingga gigi dapat dengan mudah diletakkan di tempatnya," ujarnya.
Simak penelitian para ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
XINHUA | AMB