Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Inovasi

20 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikhtiar Membelokkan
BEN Eastlund bukan tokoh pahlawan komik. Tapi ia yakin dapat meniru apa yang dilakukan Superman, yakni menghentikan topan tornado. Caranya dengan radiasi gelombang mikro (microwave radiation).

Eastlund sejatinya pakar elektromagnetik yang mengepalai riset fusi nuklir Komisi Energi Amerika Serikat pada awal 1970-an. Kepada majalah sains New Scientist, dia mengatakan memperoleh gagasan menghentikan tornado dari proyek pembuatan perisai pelindung rudal yang dirancang khusus untuk program Perang Bintang pada 1980-an. Perisai itu terbuat dari antena gelombang mikro.

Pembentukan tornado biasanya berawal dari sebuah angin badai, tempat udara panas dan lembap terbentuk melalui lapisan-lapisan udara yang lebih dingin. Paket udara yang mendidih itu kemudian dibebani oleh hujan sehingga jatuh dan membentuk tornado.

Menurut Eastlund, udara dingin yang jatuh itu sebetulnya dapat dipanaskan kembali dengan gelombang mikro untuk mencegah terbentuknya tornado. Adapun tenaga microwave diperoleh dari jaringan satelit bertenaga matahari. Eastlund telah mencoba efek microwave itu dengan komputer milik Pusat Analisis dan Prediksi Badai di Universitas Oklahoma.

Percobaan Eastlund memicu kekhawatiran para ilmuwan lain yang menyangsikan keamanan pancaran energi mikro yang dipakai. Eastlund menepisnya. Asal gelombang itu tepat sasaran, katanya, manusia

Melarutkan Merkuri dengan Karet

LIMBAH logam berat merkuri sangat berbahaya. "Merkuri merupakan polutan beracun yang dapat mencemari sungai, danau, dan rantai makanan manusia," ujar Massoud Rostam-Abadi, insinyur kimia dan Kepala Divisi Energy and Environmental Engineering di Illinois State Geological Survey.

Repotnya, limbah merkuri cukup sulit dinetralisasi. Kini ada peluang mengenyahkan polusi logam berat itu dengan cara aman. Sebuah tim peneliti dari Universitas Illinois dan Illinois State Geological Survey membuktikan, karet ban bekas dan cangkang kulit kenari ternyata efektif menghilangkan emisi merkuri.

Percobaan penyerap (absorbent) merkuri itu menggunakan pelbagai bahan, di antaranya batu bara yang mengandung belerang, limbah karet, dan cangkang kulit kenari. Ketika dicoba, penyerap itu mampu memisahkan dua bentuk emisi merkuri (elemental dan klorida). Namun, kapasitas penyerapan karet dan cangkang kenari lima kali lebih besar dari batu bara.

Pada eksperimen itu, para peneliti juga membuktikan bahwa karbon aktif berisi belerang—dipakai sebagai penyerap merkuri selama ini—sebenarnya cukup efektif melarutkan merkuri. Tapi, proses penambahan belerang biasanya membutuhkan beberapa langkah tambahan dan ongkos produksi. "Sedangkan karet ban sudah mengandung belerang—sebagai bahan penyokong daya tahan ban—sehingga jelas lebih murah ketimbang pelarut dari belerang," tutur Rood, salah satu anggota tim peneliti.

Teknik Baru Menghemat Baterai

KOMPUTER laptop, Palm Pilots, dan telepon seluler sangat mengandalkan tenaga baterai. Ironisnya, tenaga yang amat berharga itu sulit dipakai seefisien mungkin. Akibatnya, baterai boros daya dan peralatan tak dapat beropersi lama.

Sebuah tim yang terdiri dari insinyur listrik dan komputer dari Universitas Northwestern mencoba menyiasati kendala itu. Mereka mengembangkan sistem komputasi hemat tenaga yang dapat memperpanjang usia baterai.

Tim yang dipimpin Prith Banerjee, profesor dari jurusan electrical and computer engineering, tidak memfokuskan diri pada upaya meningkatkan kemampuan baterai. Sebaliknya, mereka mencari cara mengoptimalkan arsitektur komputer yang kompleks dan pemanfaatan tenaga untuk menyelesaikan tugas-tugas komputasi. Teknik ini dipilih karena selama ini banyak tenaga baterai yang terbuang sia-sia untuk komputasi yang tak perlu.

Karena itulah Banerjee dan teman-temannya mengembangkan arsitektur dan konsep komputasi yang dapat mengurangi secara total konsumsi energi. Mereka mengklaim teknik temuan mereka 100 kali lebih hemat energi ketimbang sistem komputer masa kini.

"Prinsipnya, kami hanya mematikan komponen di dalam komputer yang tidak terpakai," Banerjee menjelaskan, "dan cara itu hanya mungkin tercapai melalui pendekatan integrasi."

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum