Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Inovasi

2 Januari 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alat Kontrol Internet

INTERNET, bagi sebagian orang, adalah barang aneh. Apalagi buat mereka yang jarang menyentuh komputer. Berkunjung ke sebuah situs, berselancar, atau mencari informasi, misalnya, tentu akan membingungkan buat mereka yang awam.

Sementara itu, bagi yang sudah akrab dengan internet, mengetik URL (alamat suatu situs) kadang merupakan pekerjaan yang merepotkan. Setiap kali ingin berpindah situs, misalnya, mereka harus mengetikkan nama baru.

Untuk mengatasi masalah di atas, sebuah perusahaan Amerika, PlanetPortal, pekan lalu mengeluarkan produk terbaru mereka: eGoPad. Ini semacam remote control, alat kendali akses internet. Fungsinya kira-kira mirip remote control televisi yang bisa digunakan untuk memindahkan saluran, mengatur volume, dan sebagainya. Dengan pengontrol akses internet ini, orang tinggal memijit-mijit tombol untuk berpindah dari satu situs ke situs lain atau mencari situs khusus MP3, misalnya.

Alat kontrol itu punya dua cara mengakses situs internet. Untuk menuju situs atau program yang menjadi default, pengguna dapat menekan satu tombol memori. Atau, pengguna menggesekkan kartu berisi URL pada alat baca yang terletak di sisi remote control.

Remote control sebesar mainan Nintendo ini dihubungkan ke komputer melalui satu lubang USB (universal serial bus). Lubang ini, menurut pendiri dan CEO PlanetPortal, Brent Kleinheksel, biasanya dipakai sebagai tempat mencolokkan kabel printer dan aksesori komputer lainnya. "Kelak, hubungan ke komputer akan dilakukan melalui sinar inframerah," kata Kleinheksel kepada IDGNews.

Jadi, para pemula tak perlu bingung….


Menumbuhkan Kornea Buatan

KORNEA adalah bagian vital dari mata manusia. Dia merupakan jaringan saraf yang melindungi mata. Di situ pulalah cahaya dari luar ditangkap, diolah menjadi suatu citra, lalu diteruskan ke otak. Sayang, tidak semua orang mempunyai kornea yang sehat. Dewasa ini ada jutaan orang di dunia yang korneanya rusak karena penyakit ataupun kecelakaan sehingga mengalami gangguan penglihatan atau buta.

Kini, ada peluang membantu mereka yang korneanya rusak dengan cangkok kornea buatan. Kornea buatan ini terbuat dari sel-sel yang sedemikian rupa telah direkayasa secara genetis. Sel-sel ini lalu "ditumbuhkan" di dalam laboratorium hingga siap dicangkokkan. Kornea rekayasa tim ilmuwan dari Inggris dan Kanada ini dikabarkan dapat berfungsi seperti kornea asli.

Tim ilmuwan itu mengungkapkan, walaupun percobaan mereka berjalan lancar sejauh ini, jalan menuju cangkok kornea buatan ke dalam mata manusia masih jauh dari kenyataan. Tim ilmuwan juga belum mengetahui bagaimana efek kornea buatan tersebut bagi manusia. Sejauh ini, ilmuwan hanya mengetahui bahwa setiap proses transplantasi jaringan asing ke dalam tubuh seorang manusia akan memicu efek penolakan sebagai akibat bereaksinya sistem kekebalan.

Professor Colin Kirkness, Wakil Presiden UK Royal College of Opthalmologists, seperti dikutip ABCNews, mengatakan, "Di negara saya, ada banyak pasien yang membutuhkan transplantasi kornea, tapi karena alasan agama dan budaya, jumlah donor yang ada begitu sedikit." Itu sebabnya, kata Kirkness, cangkok kornea buatan ini akan mendatangkan banyak manfaat.


Program Bantu buat Linux

SISTEM operasi Linux makin diterima kalangan industri. Perusahaan elektronik Amerika, Xybernaut, misalnya, bahkan telah menciptakan satu program baru untuk komputer terapan (wearable PC) sehingga dapat berjalan di bawah sistem operasi Linux. Program itu dinamai Mobile Assistant IV.

Mobile Assistant IV memungkinkan suatu komputer berhubungan tanpa kabel ke jaringan. "Linux merupakan pilihan yang tepat sebagai aplikasi untuk komputer terapan lantaran kemampuan jaringan terpadu dan kenyataan bahwa ia merupakan sistem operasi yang tangguh," kata John Moynahan, Kepala Keuangan dan Wakil Presiden Senior Xybernaut, kepada IDGNews, pertengahan Desember.

The Mobile Assistant IV dapat dipakai di semua komputer, termasuk di head-mount display. Ini alat pemantau seperti yang dipakai para petugas di tarmac (landasan pesawat terbang). Head-mount display memiliki earphone dan proyektor layar VGA (video grid area) yang lebarnya antara 4 dan 5 inci. Bila alat ini diletakkan di depan mata pemakai, tampilan monitor akan tampak sebesar 15 inci. Pengguna dapat menambahkan mikrofon di bawah monitor atau memakai keyboard khusus di pergelangan tangan. Satu paket baterai di ikat pinggang melengkapi perangkat tersebut hingga berat totalnya mencapai 1,5 kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum