Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi nirlaba Israel, SpaceIL, telah mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan rencana untuk penjelajahan ke Bulan kedua setelah kecelakaan pendaratan, demikian dilaporkan laman The Verge, baru-baru ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada saat kecelakaan itu, perusahaan mengatakan akan melakukan upaya kedua untuk mendarat di Bulan. Namun, ponstingan dari akun Twitter resminya mengatakan bahwa tim akan terus membangun pesawat ruang angkasa Beresheet 2 untuk tujuan yang berbeda.
Beresheet asli melakukan misinya ke Bulan pada 11 April, tapi gagal mendarat sesaat sebelum pesawat ruang angkasa mencapai permukaan bulan.
"Menurut penyelidikan awal dari manuver pendaratan pesawat ruang angkasa Israel Beresheet, tampak bahwa perintah manual dimasukkan ke dalam komputer pesawat ruang angkasa," kata SpaceIL dalam sebuah pernyataan saat itu. "Ini menyebabkan reaksi berantai di pesawat ruang angkasa, di mana mesin utama dimatikan, yang mencegahnya dari mengaktifkan lebih lanjut."
Meskipun pendaratan darurat, SpaceIL menyebut misinya pada April lalu sebagai perjalanan yang sukses dan memecahkan rekor. Assosiated Press melaporkan, bahwa upaya untuk mengulangi perjalanan ke Bulan tidak cukup menjadi tantangan.
Sementara itu, kelompok-kelompok swasta lainnya masih berbaris dan memiliki misi pendaratan Bulan yang dijadwalkan pada 2020, termasuk perusahaan Jepang iSpace dan berbasis Pittsburgh, Astrobotic.
Selain Astrobotic, NASA juga memilih dua perusahaan tambahan untuk mengirim robot pendarat ke Bulan yaitu Orbit Beyond dan Intuitive Machines, untuk membantu agensi tersebut mempelajari lebih lanjut permukaan bulan.
Simak artikel lain tentang misi Bulan perusahaan Israel SpaceIL di kanal Tekno Tempo.co.
THEVERGE | NASA | TWITTER