Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fridtjof Nansen, ilmuwan asal Norwegia, menjadi tema Google Doodle hari ini sebagai perayaan hari kelahirannya, 10 Oktober 1861. Dia dan timnya merupakan yang pertama berhasil menjejakkan kaki di Kutub Utara pada 1893.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat memasuki halaman Google, Anda akan disuguhkan gambar hitam-putih seseorang yang sedang berjalan menggunakan peralatan ski. Dialah Fridtjof Wedel-Jarlsberg Nansen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada masa mudanya, Nansen menjadi juara lomba ski dan selancar es. Dia memimpin tim yang membuat perlintasan pertama bagian dalam Greenland pada 1888, menjadikan pulau tersebut tempat ski lintas negara. Dia belajar ski cross-country hingga 80 km dalam sehari dengan bekal minim, kadang hanya ditemani anjingnya.
Dia dikenal dunia setelah mencapai rekor ketinggian utara 86°14′ dalam ekspedisi Kutub Utara pada tahun 1893–96. Teknik perjalanan kutubnya dan inovasinya dalam peralatan dan busana mempengaruhi generasi penjelajahan Arktik dan Antartika pada masa selanjutnya.
Nansen belajar zoologi di Universitas Kerajaan Frederick di Christiania (berganti nama menjadi Universitas Oslo pada 1925), kemudian bekerja sebagai kurator di Museum Bergen. Di sana dia menulis disertasi tentang sistem tekanan pusat makhluk-makhluk laut dalam yang belakangan menjadi basis dari teori-teori neurologi modern.
Fridtjof Nansen. wikipedia.org
Setelah 1896, peminatan saintifik utamanya beralih ke oseanografi. Dia pun membuat ekspedisi riset untuk mengungkap misteri Atlantik Utara.
Eksplorasi Fridtjof Nansen terhenti saat Perang Dunia pertama pecah pada 1914. Pada dekade kedua abad ke-20, setelah perang usai, ketertarikannya bergeser ke politik internasional dan isu-isu humanitarian.
Pada 1905, dia menyerukan agar penyatuan Swedia dan Norwegia diakhiri. Dia termasuk tokoh penting yang mendorong Pangeran Carl dari Denmark menerima tahta dari Norwegia yang baru merdeka.
Sebagai salah satu warga utama di negaranya, pada 1905 Nansen menyerukan agar penyatuan antara Swedia dan Norwegia diakhiri, dan tokoh penting dalam mendorong Pangeran Carl dari Denmark (kemudian menjadi Raja Norwegia pertama dengan nama Haakon VII dari Norwegia) untuk menerima tahta dari Norwegia yang baru merdeka.
Antara 1906 dan 1908, ia menjabat sebagai perwakilan Norwegia di London. Di situ dia berjibaku dalam negosiasi Traktat Integritas yang memandu status kemerdekaan Norwegia.
Pada dekade akhir hidupnya, Nansen mencurahkan dirinya pada Liga Bangsa-Bangsa, setelah ia diangkat menjadi Komisioner Tinggi Liga untuk Pengungsi pada 1921. LBB adalah organisasi internasional yang didirikan setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919, tepatnya pada 10 Januari 1920.
Pada 1922, Nansen dianugerahi Nobel Perdamaian atas upayanya menengahi para korban yang terusir dari Perang Dunia Pertama dan konflik-konflik terkait. Salah satu inisiatif yang ia perkenalkan adalah "paspor Nansen" bagi orang-orang tak bernegara, sebuah sertifikat yang diakui oleh lebih dari 50 negara.
Nansen fokus menangani hal tersebut sampai akhir hayatnya pada 13 Mei 1930. Setelah Nansen wafat, Liga mendirikan Jawatan Internasional Nansen untuk Pengungsi dengan tujuan melanjutkan karyanya. Jawatan tersebut juga meraih Nobel Perdamaian pada 1938.
Fridtjof Nansen dihormati oleh beberapa negara, dan namanya dikenang dalam sejumlah fitur geografi, terutama di kawasan-kawasan kutub.
Simak artikel menarik Google Doodle lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.