Jam Selaksa Warsa

Waktu, apa artinya? Seperti apa bentuknya? Pertanyaan filosofis seperti itu barangkali akan makin ramai dilontarkan orang ketika proyek Danny Hillis selesai, yaitu jam yang dirancang untuk bertahan sampai 10 ribu tahun. Sepanjang itukah? Lagi pula untuk apa? Tak aneh bila komentar sinis belum-belum sudah berhamburan ke ahli komputer yang lama bekerja di studio Disney ini. Membuat jam untuk jangka selama itu oleh banyak orang dianggap sebagai bagian krisis usia pria paroh baya. Tapi pendukung Hillis pun ternyata tidak kurang banyak. Tercatat sutradara David Lynch dan penyanyi Peter Gabriel ikut menyumbangkan dana. Ide Hillis memang luar biasa. Jam spektakuler ini akan berdetak setiap tahun, berdentang tiap seribu tahun dengan irama yang ditata musisi Brian Eno, dan akan tetap akurat. Prototipe yang telah dipamerkan pada World Economic Forum di Davos, Swiss, berukuran delapan kaki, tapi ukuran yang sesungguhnya dari monumen waktu ini akan jauh lebih besar. ''Orang harus bersusah payah untuk melihat jam ini, sehingga lokasi yang tepat adalah di tengah padang pasir," ujar Hillis kepada Newsweek. Semula, jam yang akan digerakkan tenaga surya ini direncanakan tidak memerlukan bantuan manusia. Namun hal itu dibatalkan karena keterlibatan manusia adalah bagian dari gagasan besar ini. Pembangunan monumen ini akan dimulai pada tahun 2001.