Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemecatan massal dan perubahan staf di Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) Amerika Serikat berpotensi menurunkan keandalan prakiraan cuaca. American Meteorological Society dan sejumlah peneliti mengkhawatirkan dampaknya terhadap keselamatan publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Konsekuensi bagi masyarakat Amerika akan besar dan luas, termasuk meningkatnya kerentanan terhadap cuaca berbahaya,” kata American Meteorological Society dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laporan New Scientist, Senin, 10 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senator AS Maria Cantwell menyebutkan bahwa lebih dari 880 karyawan NOAA dipecat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemecatan ini mencakup para peneliti yang mengembangkan model cuaca generasi berikutnya, serta lebih dari 200 staf National Weather Service atau Badan Cuaca National. Selain itu, 500 karyawan lainnya menerima tawaran pengunduran diri lebih awal, memperburuk kondisi NOAA yang sudah kekurangan staf.
Seorang juru bicara NOAA menolak memberikan komentar terkait pemecatan ini dan menegaskan bahwa lembaga tersebut akan terus memberikan informasi cuaca, prakiraan, dan peringatan. “Sesuai dengan misi keselamatan publik kami,” kata badan cuaca itu.
Namun, mantan karyawan NOAA dan para peneliti eksternal menyatakan bahwa pemangkasan ini dapat berdampak negatif pada keakuratan prakiraan cuaca. Berikut empat dampak dari PHK massal staf NOAA terhadap keandalan prakiraan cuaca:
1. Keterlambatan peringatan tornado
National Weather Service mengoperasikan 122 kantor prakiraan cuaca di seluruh AS, namun setidaknya 16 kantor di wilayah rawan tornado kini mengalami kekurangan staf. Lebih dari selusin kepala meteorolog di wilayah ini telah mengundurkan diri. “Kemungkinan akan ada beberapa kesalahan,” kata William Gallus dari Iowa State University. Pada tahun lalu, sebuah tornado menyebabkan kantor prakiraan cuaca di Iowa harus dievakuasi. Kantor tetangga yang mengambil alih tugas memberikan peringatan hanya lima menit sebelum tornado datang, jauh lebih singkat dari target minimal 15 menit.
2. Kesulitan memprediksi peningkatan kekuatan badai
NOAA sebelumnya memiliki tim peneliti yang fokus memperbaiki prakiraan badai, terutama dalam memperkirakan kapan badai akan meningkat dengan cepat. Namun, pemangkasan staf mengganggu proses ini. “Sekarang kemajuan dalam memperbaiki prakiraan badai akan berjalan lebih lambat,” kata Andy Hazelton, mantan karyawan Pusat Pemodelan Lingkungan NOAA yang baru saja dipecat. Selain itu, pemecatan juga terjadi di tim 'Hurricane Hunters', termasuk dua direktur penerbangan yang bertugas mengumpulkan data langsung dari badai.
3. Data cuaca terancam kurang akurat
Prakiraan cuaca bergantung pada data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk satelit, radar, dan pelampung laut. Namun, beberapa pusat prakiraan cuaca lokal telah menghentikan peluncuran balon cuaca akibat kekurangan staf. “Semua jaringan pemantauan ini dikelola dan dioperasikan oleh manusia. Dan kita sudah kehilangan banyak orang dari tim-tim tersebut. Ini akan memiliki efek kumulatif,” kata Emily Becker dari University of Miami.
4. Terhambatnya peningkatan prakiraan cuaca di masa depan
Delapan karyawan, atau sekitar seperempat staf, dipecat dari Pusat Pemodelan Lingkungan NOAA, yang bertanggung jawab atas validasi data cuaca dan pengembangan model prakiraan. Selain itu, sepuluh karyawan dipecat dari Laboratorium Dinamika Fluida Geofisika yang sedang membangun model cuaca dan iklim generasi mendatang. “Jika kita kehilangan banyak peneliti yang bekerja di bidang ini, pada dasarnya kita mengatakan bahwa prakiraan cuaca kita tidak akan pernah menjadi lebih baik,” kata Gallus.
Para ahli memperingatkan bahwa tanpa tenaga kerja yang memadai, keandalan prakiraan cuaca akan terus menurun, meningkatkan risiko bagi masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Pilihan Editor: NASA Matikan 2 Instrumen Voyager Demi Perpanjangan Misi