Jamban anda, klinik anda

TEKNOLOGI canggih kini telah masuk ke kakus. Maka, jadilah jamban buatan Toto Ltd., yang dilengkapi dengan mikrokomputer, sebagai jamban cerdas (intelligent toilet) yang sanggup mengukur baku mutu urine. Prototipe jamban cerdas itu telah dipamerkan Toto, produsen perkakas kamar mandi terbesar di Jepang, sekalipun baru akan dipasarkan sekitar dua tahun lagi. Bentuk jamban itu dalam keadaan tertutup mirip kursi di kokpit pesawat. Tinggi bibir jamban itu sekitar 40 cm. Harganya diperkirakan 500 ribu yen (sekitar Rp 7,5 juta). Untuk menyiapkan prototipe ini, Toto melakukan riset selama tujuh tahun dengan biaya sekitar Rp 7,5 miliar. Terobosan Toto ini agaknya bakal mendapat sambutan. Selama ini orang sering dibuat risih harus membotolkan urine sendiri untuk diperiksa di klinik. Kelak, kualitas urine pasien akan diukur langsung oleh toilet miliknya sendiri sehingga yang bersangkutan tinggal mengirimkan data air seninya itu ke dokter untuk dikonsultasikan. Urine selama ini memang dianggap sebagai indikator kesehatan penting. Ada 21 senyawa dalam urine yang biasa dipakai dokter mendiagnosa penyakit dan kehamilan. Namun, sementara ini, jamban cerdas itu baru mampu mengidentifikasi 10 macam substansi kimia dari urine, di antaranya glukosa (petunjuk apakah yang bersangkutan mengidap penyakit gula), albumin (petunjuk mengidap penyakit ginjal), dan urobillinogen (petunjuk mengidap penyakit hati). Sekalipun jamban cerdas ini canggih, mengoperasikannya tak sulit. Cukup memasukkan selembar kertas penguji (test paper) ke celah yang tersedia setelah memastikan aliran listriknya dalam keadaan nyala. Setelah itu, silakan membuang hajat seperti biasanya. Kalaupun limbah padat ikut keluar, dan bercampur dengan urine, itu tak akan mempengaruhi akurasi pengukuran. Begitu kertas penguji terpasang, instrumen urine data measurement unit yang ada di jamban itu siap bekerja mengumpulkan informasi. Menganalisa kandungan bahan kimia urine itu cuma perlu waktu 12 menit. Dan hasilnya bisa dilihat pada layar data display, yang terpasang di dekat jamban. Untuk merekam data, tersedia kartu IC yang bentuknya mirip kartu kredit. Pendeteksian substansi kimia dari urine itu tampaknya dilakukan dengan teknik kromatografi kertas. Ketika ujung kertas penguji terbenam di air jamban yang tercampur urine, sebuah proses spontan terjadi: air merembet naik di dinding kertas, seperti minyak mendaki sumbu kompor, dan senyawa- senyawa kimia pada urine ikut dalam gerakan itu. Perbedaan antara satu senyawa dan senyawa lainnya bisa terlihat dari laju gerakannya di dinding kertas. Itu yang dikenali sensor-sensor jamban canggih tersebut. Kemudian, komputer melakukan analisa, dan menyajikan data kandungan senyawa-senyawa kimia di urine itu secara kuantitatif. Jamban cerdas dari keramik itu dilengkapi pula dengan instrumen pengukur tekanan darah, finger blood pressure meter. Instrumen itu ada di sebelah kiri bibir jamban. Untuk menggunakannya, orang cukup menempelkan ujung telunjuk kiri ke celah yang tersedia selama beberapa detik. Hasilnya, tekanan darah dan kecepatan detak jantung bisa terukur sekaligus. Data ini bisa pula dilihat di layar unit data display. Kartu IC yang disediakan untuk merekam data itu bisa digunakan sampai 130 kali, dan hasilnya bisa dicetak. Seiichi Okawa (Tokyo)