Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LONDON -- Kakatua goffin mungkin tak secantik kerabatnya, kakatua jambul kuning. Meski sama-sama berbulu putih, bulu kuning di atas kepala kakatua jambul kuning bisa terkembang bak mahkota. Meski kalah cantik, otak Cacatua goffini terbukti lebih encer.
Spesies burung paruh bengkok asli Indonesia ini dapat memecahkan masalah mekanis rumit dengan membuka lima deret kunci secara berurutan. Kemampuan yang luar biasa ini mengungkap persepsi baru kecerdasan fisik burung.
Kecerdasan burung asal Kepulauan Tanimbar di Maluku ini diungkap oleh tim internasional yang terdiri atas peneliti tiga universitas terkemuka Eropa, yaitu Oxford University, University of Vienna, dan Max Planck Institute. Hasil riset dilaporkan dalam jurnal PLOS ONE, 3 Juli 2013, menunjukkan bagaimana 10 kakatua goffin yang tak terlatih sanggup membobol lima kunci berbeda pada sebuah kotak berisi kacang. Untuk membuka kotak transparan itu, kakatua harus membuka kunci sesuai dengan urutan yang benar karena masing-masing kunci menghalangi kunci pada rangkaian selanjutnya.
Agar bisa memperoleh makanan dalam kotak, langkah pertama yang harus diselesaikan burung berwarna putih itu adalah mengangkat sebuah pin. Kunci kedua yang harus dibukanya adalah mencabut sebuah sekrup, diikuti sebuah selot. Pada kunci berikutnya, kakatua harus memutar sebuah roda 90 derajat, kemudian menggeser gerendel ke samping.
Seekor kakatua Tanimbar yang dinamai Pipin dapat merampungkan semua penghalang hanya dalam waktu kurang dari dua jam. Beberapa kakatua lain berhasil membuka seluruh kunci setelah memperoleh bantuan, entah setelah ditunjukkan deretan kuncinya atau diizinkan melihat burung lain yang telah mahir.
"Terkecuali rangkaian peralatan pada simpanse, kemampuan seekor binatang untuk mengatasi lima tahap masalah-di mana setiap langkah membutuhkan pola aksi berbeda--tanpa pelatihan sebelumnya seperti yang diperlihatkan Pipin belum pernah dilaporkan," tutur Alice Auersperg, ketua tim peneliti dari Goffin Laboratory di University of Vienna di Austria.
Para peneliti tertarik terhadap kemajuan burung dalam mencari solusi. Juga apa yang diketahui burung tersebut begitu mereka memecahkan tugas itu.
Tim menemukan bahwa burung paruh bengkok ini bisa bekerja tanpa kenal menyerah untuk mengatasi satu demi satu penghalang meski cuma dihadiahi sebutir kacang setelah mereka membongkar kelima kunci. Para ilmuwan menduga burung-burung itu tampaknya mengalami kemajuan seolah menggunakan proses "ratchet kognitif"; begitu mereka menemukan cara membuka satu kunci, burung itu nyaris tak akan menemui kesulitan lagi untuk membuka kembali kunci tersebut. Mereka berpendapat, kemampuan yang diperlihatkan Pipin konsisten dengan burung yang memiliki representasi tujuan yang dikejarnya.
Setelah kakatua itu menguasai seluruh rangkaian kunci, tim peneliti menyelidiki apakah burung tersebut juga belajar bagaimana cara mengulangi rangkaian kunci itu atau sekadar merespons efek dari masing-masing kunci.
"Setelah kakatua berhasil memecahkan masalah awal, kami mengkonfrontasi enam subyek dengan apa yang disebut 'transfer tugas', yaitu mengubah urutan, mengganti, dan membuat beberapa kunci tak berfungsi," kata Auersperg. "Analisis statistik menunjukkan bahwa mereka bereaksi terhadap perubahan situasi baru dengan sensitivitas tinggi."
Alex Kacelnik dari Departemen Zoologi Oxford University menyadari bahwa tim peneliti tak bisa membuktikan burung mampu memahami struktur fisik masalah seperti seorang manusia dewasa. Namun, berdasarkan perilaku kakatua, mereka menyimpulkan bahwa burung tersebut sangat sensitif terhadap bagaimana obyek bereaksi terhadap obyek lain.
"Mereka bisa belajar untuk maju ke arah tujuan terakhir tanpa perlu diberi hadiah di setiap tahap," ujar Kacelnik, yang terlibat dalam penelitian itu.
Dr Auguste von Bayern, peneliti lain dari Oxford University, menyatakan bahwa peningkatan dan respons spontan burung terhadap perubahan itu mengindikasikan plastisitas perilaku dan memori praktis yang menonjol. "Kami yakin mereka dibantu oleh karakteristik spesies, seperti rasa ingin tahu yang tinggi serta teknik eksplorasi taktil dengan sentuhan dan kegigihan. Burung kakatua mengeksplorasi obyek di sekelilingnya dengan paruh, lidah, dan kaki mereka," ujar dia. "Penjelajah yang hanya mengandalkan indra visual mungkin tak akan bisa mendeteksi bahwa mereka bisa memindahkan kunci-kunci tersebut."
Kacelnik mengatakan akan terlalu mudah mengatakan bahwa kakatua bisa memahami masalah. "Namun klaim ini akan dapat dijustifikasi ketika kami bisa menghasilkan kembali detail respons binatang itu terhadap rangkaian masalah fisik baru yang lebih besar," ujarnya. OX | UNIVIE | PLOS ONE | TJANDRA DEWI
Lima Langkah Menuju Kacang
Untuk membuka kotak berisi kacang, kakatua goffin harus membuka kunci sesuai dengan urutan yang benar karena masing-masing kunci menghalangi kunci pada rangkaian selanjutnya. Kunci pertama yang harus dibuka kakatua Tanimbar itu adalah mengangkat sebuah pin. Kunci kedua adalah mencabut sebuah sekrup, diikuti sebuah selot. Pada kunci berikutnya, kakatua harus memutar sebuah roda 90 derajat, kemudian menggeser gerendel ke samping.
Kunci
- Halangan pertama Pin
- Halangan kedua Sekrup
- Halangan ketigaSelot
- Halangan keempat Roda
- Halangan kelima Gerendel
Langkah yang dilakukan:
-Memegang bagian atas lingkaran, menarik ke atas atau mendorong bagian bawah pin dengan ujung paruh dari bawah lewat sekrup penusuk.
- 25-30 gerakan ke atas dan ke bawah secara terus-menerus pada ujung distal (gerakan motor melingkar) dengan paruh atau cakar.
- Memasukkan paruh ke bagian dasar ujung bawah kunci, mengungkitnya lewat cincin pengunci.
- Memutar 90 derajat, menarik ke arah tubuh lewat batang berbentuk T dengan menggunakan paruh atau cakar.
- Menarik tuas secara lateral dengan paruh atau cakar. Kunci juga bisa dibuka dengan mendorong batang proksimal melewati pengunci. PLOS ONE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo