Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kantong Ajaib Pengubah Urine

29 Agustus 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AIR minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia. Tanpa air, manusia tak bisa bertahan hidup lebih dari sepekan. Tapi bagaimana dengan astronaut yang harus menjelajahi angkasa luar tanpa sumber air? Penemuan Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA ini menyediakan solusinya.

Michael Flynn, insinyur di Ames Research Center NASA, dan timnya merampungkan inovasi ini pada awal Juli lalu. Kantong seukuran buku kerja yang dibuatnya dapat mengubah urine jadi air mineral yang layak dikonsumsi. Bagi astronaut, benda ini jelas begitu berarti: tidak hanya jadi sumber air, tapi juga sumber penghematan. Pasalnya, setiap setengah kilogram benda bawaan dalam satu misi antariksa akan memakan ongkos sampai US$ 10 ribu atau sekitar Rp 85 juta. Bayangkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membawa bergalon-galon air buat para awak pesawat.

Bagian dalam kantong ajaib ini terbagi dua: satu sisi adalah jalur urine, sedangkan sisi lainnya ruang air bersih. Untuk mendaur ulang, teknologi yang dipakai adalah forward osmosis. Ini merupakan penyaringan sebagaimana reverse osmosis yang dipakai dalam daur ulang air kotor menjadi air kemasan. Yang berbeda, selain begitu kecil, kantong ini tak menggunakan listrik. Pendaur ulang air pada umumnya amat boros listrik.

Pada permukaan kantong terdapat dua selang. Menggunakan jarum suntik, urine disedot, lalu dimasukkan ke selang pertama. Air seni akan tersaring melalui bahan membran permeabel. Kerapatan membran ini mencapai 1/10.000 mikron, bagai rambut dibelah sejuta kali. Dengan itu, garam, gula, pati, protein, virus, bakteri, dan parasit tertahan di membran. Sedangkan pelarutnya, yaitu air, akan melewatinya. Dalam waktu sekitar lima jam, air seni akan terbebas dari berbagai zat pencemar dan bisa dikonsumsi. Setelah itu, air bersih bisa dikeluarkan melalui selang kedua.

Kantong ini juga bisa dipakai untuk memurnikan keringat. Maka, selain astronaut, penduduk atau tentara yang bertugas di daerah tandus akan sangat terbantu dengan alat ini. Sayang, harganya masih selangit. Untuk membuat satu prototipe kantong ini saja, kabarnya, tim yang dipimpin Michael Flynn menghabiskan US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,125 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus