Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kasta baru : tentara lebah

Selain lebah pekerja, lebah pengawal dan ratu le- bah, ahli serangga amerika menemukan kasta baru pada lebah madu, yaitu lebah tentara. yang ber- fungsi ratu lebah dalam sarangnya.

29 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penemuan ahli serangga Amerika. Dalam masyarakat lebah madu ada pasukan yang menyerang musuh. KAWANAN lebah madu terkenal kekompakannya. Kalau ada unsur asing mencoba mengusik teritorialnya, mereka bangkit serentak, lalu menyerang. Walhasil, pihak pengganggu, apakah manusia atau hewan, dibikinnya babak-belur- bengkak-bengkak disengat. Dalam masyarakat lebah madu, ada pembagian kasta dan tugas. Lebah pekerja bertugas mencari madu dan tepungsari untuk keperluan logistik sarangnya. Di samping itu, ada jenis pengawal yang menjaga di pintu keluar-masuk sarang. Ada pula ratu yang cuma pandai bertelur. Bila gangguan datang, lalu siapa yang menghalaunya? Satu pendapat mengatakan, gangguan itu dihadapi lebah pengawal. Ada pula yang menganggap lebah pekerja itulah yang memiliki sengat, serta siap bertugas menyerang musuh. Ada juga yang meyakini bahwa lebah pengawal dan pekerja itu bahu-membahu mengusir penyerang. Kini muncul satu pendapat baru dari Dr. Gene Robinson, ahli serangga dari Universitas Illinois, AS. Ia menemukan kasta baru dalam masyarakat lebah, yakni kasta tentara, yang merupakan kekuatan dalam koloni lebah. Kelompok itu, seperti dilaporkan koran The New York Times dua pekan lalu, ditemukan dalam kawanan lebah asal Eropa yang sudah tiga abad berkelana di Benua Amerika. "Tugas pokoknya bertempur," kata Robinson. Dalam situasi damai, mereka tidak terlalu sibuk, seperti halnya jajaran militer pada tatanan kehidupan manusia. Sehari-harinya lebah ini tinggal di "barak" (sarang) menemani sang ratu. Tapi lebah "militer" itu bukan cuma ongkang-ongkang. "Mereka selalu siaga sepanjang waktu," tambah Robinson. Kalau sewaktu-waktu ada musuh mengancam, lebah pengawal yang berjaga-jaga di luar memanggilnya. Lalu mereka menghambur keluar sarang menyerang musuh. Robinson membuat eksperimen untuk membuktikan garangnya lebah tentara. Satu sasaran, terbuat dari spon terbungkus kulit, dipasang di depan gerbang sarang lebah itu. Lantas, beberapa kerikil dijatuhkan ke dinding sarang. Dalam waktu singkat, perlawanan meletup. Serbuan pertama muncul dari barisan pengawal, terdiri dari lebah remaja yang berumur sekitar 15 hari. Mereka terbang mengitari sasaran palsu itu, dan kepakan sayapnya menimbulkan suara mendengung. Sambil mengerubuti "musuh", lebah pengawal itu menyemburkan senyawa kimia, yang disebut feromon. Senyawa itu merupakan isyarat memanggil bala bantuan. Tak berapa lama kemudian, lebah pekerja dan militer ikut ambil bagian. Musuh diteror dengan manuver terbang yang menyerempet tubuhnya. Di antara ingar-bingar serangan udara itu, ada yang mendarat, menyengatnya. "Sebagian besar itu lebah tentara," tutur Robinson. Lebah pekerja ada pula yang ikut menyengat, tapi tidak banyak. Perilaku sosial lebah madu asal Eropa yang kini bermukim di Amerika itu mengingatkan pada lebah ganas Afrika, yang biasa disebut lebah pembunuh. Serangga ganas itu belum jelas betul penggolongan kastanya. Diduga, mereka juga punya kasta tentara. Bahkan porsi lebah militernya lebih besar katimbang lebah imigran yang di Amerika itu. Hingga kini masih jadi perdebatan mengenai pendorong timbulnya kasta dalam koloni lebah itu. Dalam teori konvensional dis- ebut lebah pekerja itu lahir dari telur, yang kemudian menetas jadi larva betina yang mandul. Sedangkan asal semua lebah pengawal dari larva jantan. Posisi lebah tentara belum dijelaskan dalam teori itu. Namun, Robinson dalam penelitiannya membuktikan, anggota legiun lebah tentara itu rata-rata lebih tua dibanding lebah pekerja maupun pengawal. Maka, muncullah spekulasi bahwa keanggotaan dalam korps lebah tentara itu merupakan karier lanjutan lebah pekerja maupun yang menjadi pengawal. Tapi sejauh ini syarat-syarat rekrutmennya masih belum jelas. Putut Trihusodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus