TERNYATA tidak selamanya limbah industri harus dituding sebagai
biang polusi. Setelah dua tahun melakukan riset dan uji coba, PT
Unilever dan Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH), Bogor,
menyampaikan laporan kepada Menteri KLH Emil Salim, Kamis pekan
lalu. Mereka berhasil memproses serbuk gergaji menjadi briket
arang yang menjanjikan sumber energi baru nonminyak.
Selama ini, "hampir 65% rakyat Indonesia menggunakan kayu bakar
sebagai sumber energi," kata Ir. Kunia Sudarma, koordinator
penelitian Unilever. Pada 1964, misalnya, pemakaian kayu bakar
mencapai 17,7 juta ton per tahun. Sepuluh tahun kemudian
meningkat menjadi 33 juta ton per tahun. Untuk mencukupi
kebutuhan itu, di Pulau Jawa terutama, terjadi berbagai
penebangan liar.
Sementara itu, limbah industri kayu, terutama serbuk gergaji,
terbuang percuma. Berdasarkan penelitian yang difokuskan pada
industri penggergajian dan kayu lapis, serbuk gergaji meliputi
0,74% sampai 10,60% limbah produksi. Menurut angka proyeksi
produksi kayu Indonesia, pada 1984/1985 akan terdapat 9,2 juta
m3 limbah penggergajian, yang selama ini terbuang percuma.
Padahal, "limbah penggergajian merupakan sumber energi yang 100%
belum dimanfaatkan," ujar Drs. Hartoyo, koordinator LPHH.
Maka, di kawasan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, tempat
penelitian dilakukan, serbuk gergaji diubah menjadi briket arang
yang siap menggantikan bahan bakar konvensional. Peralatan
utamanya berupa tungku berbentuk silinder atau persegi, dengan
kapasitas antara 1 dan 2 ton. Bentuk persegi bisa berukuran 3,6
m panjang x 1,8 m lebar x 1 m tinggi. Bentuk silinder
berdiameter 2,3 m dengan tinggi 1 sampai 2 m.
Hasil pembakaran adalah serbuk arang, yang kemudian ditambahi
dengan perekat sekitar 2,5% sampai 5%. Untuk mendapatkan bentuk
padat (briket), digunakan alat pres hidraulik bertekanan 5 ton.
"Alat pres batu bata juga bisa," ujar Hartoyo.
Sebagai additive lainnya juga dipergunakan Na Nitrat dan
Dentonit. "Supaya briket arang lebih cepat terbakar, tapi tidak
cepat habis." Formulanya sekitar 10 gram Na Nitrat + 3 gram
Dentonit untuk 87 gram serbuk arang. Setelah serbuk arang
diletakkan di atas alat pres, bahan tambahan dioleskan, lalu
dicetak.
Dibandingkan dengan kayu, briket arang lebih dinamis karena
mudah dibentuk melalui cetakan. Juga mudah dikemas, tidak kotor,
dan praktis. Perbandingan jumlah kalorinya tidak mengecewakan.
Bila minyak tanah menghasilkan 10.500 kkal per liter, arang kayu
menghasilkan 6.000 sampai 7.000 kkal per kg, briket arang
menghasilkan 6.000-7.000 kkal per kg (kayu ringan), dan
6.000-7.500 kkal per kg (kayu berat). Setelah disempurnakan,
hasil penelitian akan disebarkan ke pusat-pusat industri kayu.
Serbuk gergaji, yang selama ini menjadi sampah, pun akan
mendapat harga tersendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini