Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1627, astronom Jerman, Johannes Kepler, adalah orang pertama yang meramalkan adanya lintasan Venus. Sayang, dia meninggal sebelum menjadi saksi kehadiran planet yang sering disebut sebagai lambang cinta itu di dekat bumi pada 1639.
Satu setengah abad kemudian, pada 1769, penjelajah Kapten James Cook memulai pelayaran pertamanya ke Pasifik Selatan. Ia bertekad melihat keajaiban Venus dari Tahiti. Demi mengabadikan sang Dewi Cinta, lebih dari 50 ekspedisi meluncur dari berbagai negaraantara lain Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Mereka menyebar di berbagai belahan bumi, menunggu Venus yang berada persis di antara bumi dan matahari, membentuk garis lurus.
Kini fenomena serupa akan terjadi dan bisa dilihat, termasuk dari Indonesia. "Di mana saja di wilayah Indonesia bisa dilihat, asal cuaca cerah," kata Moedji Raharto, astronom dari Institut Teknologi Bandung yang juga peneliti di Observatorium Bosscha, Bandung.
Tentu jangan membayangkan sang dewi dengan bentuk tubuh bak gitar. Saat melintas di antara matahari dan bumi, bentuk Venus hanya noktah hitam disinari bola raksasa matahari. Noktah ini bergerak perlahan dari pukul 12.18 WIB hingga 18.30 WIB. Inilah saat ketika sang dewi tidak secantik penampilan biasanya pada malam hari. Saat langit gelap, Venus adalah bintang paling terang sehingga kita menyebutnya Bintang Kejora. Biasanya bintang ini pada pagi hari pukul 04.00 WIB terlihat di sebelah timur.
Ada banyak alasan mengapa para ilmuwan mau bersusah payah mengabadikan planet ini. Dengan merekam kapan si Dewi Cinta terbit dan tenggelam, para astronom dapat menggunakan rumus trigonometri untuk menghitung berapa jarak bumi ke matahari.
Jutaan orang diperkirakan akan tersedot untuk menyaksikan peristiwa langka ini. Jika luput, apa boleh buat, tunggulah peristiwa serupa terjadi pada 6 Juni 2012. Dan bila ini pun lolos, wassalam, anak cucu kita yang akan melihatnya pada tahun 2117 nanti.
Burhan Sholihin (Reuters, AFP, Time)
Hanya Enam Jam
Persinggahan Venus di dekat bumi cuma enam jam. Inilah jatah waktu kita di Indonesia: pukul 12.18 sampai 18.30 WIB.
Perjalanan Menuju Bumi
Posisi Venus saat persis di antara bumi dan matahari terjadi lebih dari sekali dalam setahun. Tapi, karena kemiringan orbitnya berbeda dengan orbit bumi, jarang sekali posisi matahari-Venus-bumi bisa membentuk garis lurus seperti saat ini.
VENUS
Ukuran dan komposisinya hampir mirip bumi. Bedanya, atmosfer Venus sangat tebal sehingga tekanan udara di planet itu 90 kali lebih tinggi ketimbang bumi. Atmosfer Venus kebanyakan juga terdiri dari karbon dioksida yang dibumbui belerang dan belerang dioksida. Komposisi atmosfer inilah yang menghasilkan efek rumah kaca: suhu planet itu lebih dari 430 derajat Celsius.
Posisi Venus saat persis di antara bumi dan matahari terjadi lebih dari sekali dalam setahun. Tapi, karena kemiringan orbitnya berbeda dengan orbit bumi, jarang sekali posisi matahari-Venus-bumi bisa membentuk garis lurus seperti saat ini.
DUNIA
Wilayah Eropa dan sebagian Asia dan Afrika adalah tempat ideal untuk menonton pergerakan Venus.
Mengintip dengan Aman
Jangan coba-coba melihat peristiwa bersejarah ini tanpa pelindung mata yang memadai. Dengan kacamata hitam atau lembaran film, sinar matahari memang bisa saja tampak lemah, tapi cahaya itu bisa menyebabkan buta permanen. Teleskop tanpa filter khusus, Mylar, juga bisa membuat sinar matahari menusuk retina mata. Melihat melalui pantulan di air juga berbahaya. "Terlalu menyilaukan," kata Moedji Raharto, pakar astronomi dari Institut Teknologi Bandung.
Lebih baik, melihat melalui proyeksi yang terbuat dari kardus dan kertas aluminium. Buat lubang berbentuk kotak di kardus. Lalu tutup lubang itu dengan kertas aluminium. Selanjutnya buat lubang kecil di bagian tengahnya. Proyeksikan sinar matahari masuk ke lubang dan menembus ke kertas putih di belakangnya. Anda kini bisa melihat bayangan Venus. Karena matahari bergerak, kardus harus terus diubah posisinya mengikuti matahari.
Perjalanan Sepanjang Sejarah
1600-an
Seorang astronom Inggris, Jeremiah Horrocks, mempelajari teori dan tabel planet yang diciptakan Johannes Kepler. Tiba-tiba dia menemukan bahwa pada bulan itu akan melintas planet.
1716
Edmund Halley, yang namanya diabadikan untuk komet yang ia temukan, mengajukan teori untuk mengukur jarak matahari-bumi, dengan melihat lintasan planet yang bergerak. Dia meninggal sebelum idenya sempat dicoba.
1760-an
Mengikuti saran Halley, para peneliti seperti Jeremiah Dixon (1761) dan Charles Mason serta James Cook (1769) mulai mengukur jarak matahari-bumi dengan mengikuti teori itu. Sayang, hitungannya jauh dari akurat.
1870-an dan 1880
Venus yang melintas pada dekade itu menghiasi halaman-halaman media. Observatorium angkatan laut kembali mencoba mengukur jarak matahari-bumi dengan teleskop yang lebih baik. Tapi tetap saja belum akurat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo