Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Manokwari - Sebagai kapten kapal bersejarah Rainbow Warrior, Hettie Geenen memiliki pengalaman pribadi yang membuat dia khawatir terhadap hutan hujan di seluruh dunia.
Baca: Kunjungi Papua, Apa Tujuan Kapal Greenpeace Rainbow Warrior?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wanita asal Belanda yang sudah bekerja untuk Greenpeace sekitar 19 tahun ini telah ikut berbagai kampanye dengan organisasi ini. Namun pengalaman pribadinya sebagai seorang pengusaha mebel membuat dia khawatir mengenai isu hutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah enam hari berlayar dari Filipina, Hettie Geenen merasa senang bisa kembali ke hutan lagi. “Dari laut kelihatannya sangat hijau dan sehat, tapi saya tahu kalau faktanya tidak seperti itu,” katanya di Manokwari, Papua, Senin, 12 Maret 2018.
Dia mengatakan isu deforestasi hutan sangat menyedihkan hatinya. “Saya sempat menjadi pengusaha mebel dan sangat suka dengan bau kayu, juga senang melihat keindahan yang dapat dibuat dari kayu. Namun saya tidak pernah sadar mengenai kerusakan yang disebabkannya,” ujarnya.
Karena pengalaman itu, dia tidak mau lagi menggunakan kayu dari hutan purba, terutama karena dia melihat isu hutan yang terjadi sejak lama.
Hettie Geenen sendiri pernah pergi ke hutan hujan Amazon di Brasil dan melihat sendiri dampak deforestasi hutan di sana. Salah satu isu yang dia lihat adalah kawasan atau area menebang hutan yang sudah diizinkan karena hutan alami yang purba sudah banyak yang ditebang.
Tidak hanya itu, ternyata deforestasi di Indonesia juga sudah parah. Karena itu, Hettie Geenen sangat khawatir dengan hutan hujan di Indonesia. “Ini adalah masa depan kita,” tuturnya.
Simak artikel lainnya tentang Rainbow Warrior dan Greenpeace di tempo.co
ASTARI PINASTHIKA SAROSA