Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kloning Rambut

8 Juni 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Botak itu seksi, kata artis Natalie Portman: dia tetap luar biasa cantik meski plontos dalam film V for Vendetta. Toh, ada kabar baik bagi mereka yang ingin merimbunkan kembali kepala. Tak usah menyambung rambut atau memakai wig. Seorang dokter spesialis rambut rontok dari Inggris berhasil mengkloning sel rambut di laboratorium Intercytex, Manchester.

Bessam Farjo, dokter itu, mengkloning 100 sel rambut dan menghasilkan jutaan sel yang sama. Sel-sel itu disemai di kepala 13 orang pasiennya yang ”gunawan”—gundul tapi menawan. Untuk setiap satu sentimeter persegi, Farjo menanam 110 sel rambut. Dalam waktu 48 pekan, kepala mereka sudah lebat lagi oleh rambut segar dan bersih. Warnanya tentu sesuai dengan sel yang dikloning: pirang, hitam, atau kelabu.

Menurut Farjo, seperti dikutip majalah Popular Science edisi awal Juni 2009, teknik kloning ini sama dengan donor darah, yakni menyuntikkan sel rambut ke dalam pori-pori kulit kepala. Sel-sel itu akan menyebar dan merangsang pori-pori di sekitarnya untuk menghasilkan sel rambut serupa. Dalam uji coba pertama di kliniknya, Farjo memperkirakan 40 persen sel yang ia tanam tumbuh menjadi rambut baru.

Mengapa Ada Uban

PADA dasarnya rambut manusia berwarna putih. Kelir rambut dihasilkan kelenjar bernama melanin. Kelenjar ini menjadi pigmen bagi rambut yang diturunkan secara genetika dan evolutif sesuai dengan geografi. Turunan melanin berupa eumalinin menghasilkan rambut cokelat atau hitam, dan feomelanin untuk rambut merah dan kuning. Pigmen itu luntur ketika tubuh tak lagi memproduksi melanin, bisa karena usia atau mati dirusak radikal bebas. Terhentinya produksi melanin berbeda pada setiap orang. Tapi umumnya kelenjar ini menurun memasuki usia 30 pada laki-laki dan 35 pada perempuan.

Bahaya Minyak Rambut

SEBUAH penelitian di University of Missouri, Amerika Serikat, menunjukkan minyak rambut menyerap tujuh kali lebih banyak zat ozon (O3). Sebab, O3 bereaksi lebih cepat dengan zat-zat yang terdapat dalam minyak itu. Ozon jelas berbahaya bagi tubuh manusia, terutama menjadi penyebab kanker kulit dan kerusakan genetika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus