Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Laut Kian Asam, Panen Kerang Berkurang

Ketika kadar CO2 di atmosfer meningkat, bagian atas laut menjadi lebih asam.

27 September 2018 | 00.00 WIB

Ketika kadar CO2 di atmosfer meningkat, bagian atas laut menjadi lebih asam.
Perbesar
Ketika kadar CO2 di atmosfer meningkat, bagian atas laut menjadi lebih asam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setiap tahun, nelayan memanen berton-ton kerang di Samudra Atlantik. Namun para ilmuwan di Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), Amerika Serikat, memprediksi jumlah kerang yang dapat dipanen akan berkurang dalam beberapa tahun mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebab, tingkat karbon dioksida (CO2) di atmosfer bumi terus meningkat. Akibatnya, laut bagian atas menjadi lebih asam. Kondisi ini dapat mengurangi populasi kerang laut lebih dari 50 persen dalam 30-80 tahun mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Upaya mengurangi emisi CO2 diperlukan saat ini. Para ilmuwan pun membuat suatu pemodelan untuk mengatasi masalah tersebut. Pemodelan ini dijabarkan dalam Journal PLoS One, pekan lalu.

Pemodelan tersebut merupakan antisipasi terhadap perubahan iklim, dampak pengasaman laut, kebijakan manajemen perikanan, dan biaya bahan bakar nelayan. "Apa yang baru adalah kami menyatukan model perubahan lingkungan laut dan aktivitas manusia," kata Jennie Rheuban, peneliti utama studi ini.

Karena laut menyerap lebih dari seperempat CO2 berlebih di atmosfer, emisi karbon bahan bakar fosil juga menyebabkan penurunan pH laut. Keasaman ini menimbulkan korosi pada cangkang kalsium karbonat kerang, seperti kerang, tiram, dan kerang kipas-kipas.

Menurut Rheuban, belum ada penelitian tentang efek spesifik dari pengasaman laut terhadap kerang. Karena itu, untuk memperkirakan dampaknya dalam model, ia dan rekan-rekannya memasukkan berbagai efek berdasarkan studi spesies kerang terkait.

Dikombinasikan dengan perubahan kimia air, model ini memungkinkan para ilmuwan melihat dampak pengasaman laut yang dapat mengubah masa depan populasi kerang. "Kami menguji empat tingkat dampak yang berbeda di masing-masing dari empat faktor yang mempengaruhi model yang pada akhirnya menciptakan 256 kombinasi berbeda," kata dia.

Rheuban menjelaskan, skenario pertama adalah melihat bagaimana pengasaman laut mempengaruhi biologi kerang. Kedua, meneliti tingkat CO2 atmosfer yang berbeda, termasuk satu masa ketika emisi terus meroket. Juga melihat kebijakan perubahan iklim yang agresif.

Ketiga, mencakup biaya bahan bakar terkait dengan kebijakan perubahan iklim. "Biaya bahan bakar yang tinggi menyebabkan lebih sedikit waktu memancing, mengurangi stres pada perikanan, tapi juga mengurangi profit dan pendapatan industri," ujarnya.

Terakhir, melibatkan teknik manajemen perikanan yang berbeda. Kebijakan penangkapan ikan untuk beberapa kerang, seperti tiram, kerang, dan kerang bayam, diatur oleh pemerintah pusat maupun daerah yang masing-masing mengikuti aturannya sendiri.

"Perikanan kerang laut saat ini sangat sehat karena dikelola dengan baik," kata Scott Doney, peneliti dari WHOI. "Kami menggunakan pemodelan untuk menanyakan apakah pendekatan manajemen dapat mengimbangi dampak negatif pengasaman laut."

Dilihat dari semua pemodelan, tingginya tingkat CO2 di atmosfer menyebabkan peningkatan pengasaman laut dan mengurangi jumlah kerang laut. "Model ini menyoroti risiko potensial terhadap kerang laut dari emisi karbon tak terkendali di atmosfer," ucap Doney.

Dalam 50 tahun ke depan, akibat pengasaman laut, pemodelan menunjukkan penurunan kerang laut lebih dari 50 persen. Adapun kebijakan proaktif perubahan iklim menunjukkan penurunan hanya 13 persen.

"Model ini menunjukkan bahwa pengurangan emisi bahan bakar fosil akibat kebijakan iklim memiliki dampak besar bagi kehidupan perikanan kerang laut," Rheuban menyimpulkan. SCIENCE DAILY | DECCAN CHRONICLE | AFRILIA SURYANIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus